Palembang (ANTARA) - Jajaran Kodam II/Sriwijaya menyiagakan anggota di desa rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan untuk mengantisipasi agar kabut asap tidak terjadi seperti pada 2015.

"Ada 94 desa yang rawan kebakaran dan semua anggota sudah berada di desa-desa tersebut," kata Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan di Palembang, Rabu.

Jadi seluruh jajaran Kodim yang wilayahnya sejak tahun lalu masuk dalam kategori rawan Karhutla, sudah dilaksanakan sosialisasi oleh para anggota kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan.

Oleh karena itu pihaknya mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membakar hutan dan lahan saat membuka kebun supaya kabut asap tidak timbul.

Pangdam juga menjelaskan, setiap hari jajarannya telah melakukan patroli bersama-sama dengan Polri, Babinkamtibmas dan Babinsa.

Selain itu memantau laporan online dengan Posko Korem yang dipantau oleh satelit radar, dimana titik api yang ada langsung termonitor di Posko Korem.

“Dari Korem langsung ke Dandim terdekat, Dandim langsung ke Danramil, kemudian dari Danramil langsung ke Babinsa untuk mengecek kebenarannya di lapangan”, kata Pangdam.

Pada kesempatan tersebut, Pangdam juga mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan pasukan di seluruh Kodim sekitar 1 SSK kemudian ditambah pasukan cadangan di Batalyon-Batalyon dari Yonif 141, Zipur, Kavaleri maupun dari Arhanud.

“Kami akan menindak tegas bagi yang terbukti membakar hutan dan lahan, untuk kemudian diserahkan kepada pihak Kepolisian”, kata Pangdam.

Sebelumnya Gubernur Sumsel Herman Deru saat apel siaga Karhutla mengatakan, cegah dini kebakaran hutan dan lahan penting mengingat banyak lahan gambut.

Hal ini bila lahan gambut terbakar maka sulit untuk dipadamkan sehingga kesiapsiagaan harus dimaksimalkan, tambah gubernur.