Kementan gandeng IDI kerja sama riset aromaterapi dari Eucalyptus
6 Juli 2020 22:33 WIB
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry (dua dari kanan) dan Ketua IDI Daeng Muhammad Faqih (dua dari kiri) di Jakarta, Senin. (Antara/Balitbangtan)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) menjajaki kerja sama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dalam pengembangan inovasi produk aromaterapi berbahan dasar tanaman eucalyptus.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry di Jakarta, Senin mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk pengembangan penelitian menuju tahapan uji klinis kepada pasien yang terpapar virus.
Ketika mendampingi Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo menerima Pengurus Besar IDI di Kantor Kementan, Fadjry mengaku optimistis bahwa inovasi yang dilakukan akan memberikan dampak dan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia.
"Mudah-mudahan ini langkah awal untuk menjawab semua keraguan atas apa yang kita sudah hasilkan meski sebatas uji laboratorium dan masih perlu uji lainnya," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Sementara itu Ketua IDI Daeng Muhammad Faqih, mengatakan bahwa riset yang dilakukan akan dilakukan secara terstruktur dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang dimiliki oleh Indonesia.
Menurut dia, bukan tidak mungkin Indonesia mampu membuat sebuah temuan yang menjadi obat virus corona.
"Kerja sama yang akan kita lakukan dari hasil riset pertama di laboratorium mudah-mudahan akan menghasilkan perkembangan yang positif pada tahap uji klinis," katanya.
Untuk itu, tambahnya, pihaknya akan mendukung terus apa yang sudah dilakukan oleh Kementan, apalagi upaya tersebut adalah langkah yang besar bagi bangsa Indonesia
Menurut dia, apa yang dilakukan Kementan bukan hanya mencari jalan keluar untuk virus corona saja, namun lebih dari itu upaya ini untuk mencari persoalan masalah kesehatan lainnya dengan memanfaatkan kekayaan sumber alam yang ada di Indonesia.
Terlebih, lanjutnya, saat ini negara-negara di seluruh dunia tengah berjuang dalam mencari penawar virus corona.
"Saya kira apapun akan dilakukan dalam membantu negara mengatasi berbagai permasalahan. Kementan sudah melakukan itu," kata Daeng Faqih.
Sebelumnya, Kementan sudah lebih dulu bekerjasama dengan fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin dan fakultas kedokteran Universitas Indonesia dalam melakukan pengembangan penelitian dan riset.
Dalam kerja sama tersebut Kementan berencana mengkormesilkan produk inovasi melalui lisensor pihak swasta yang melisensi produk dari Kementan.
Baca juga: Kementan tegaskan kalung eucalyptus tidak diklaim sebagai antivirus
Baca juga: Tepis keraguan, Balitbangtan beberkan keunggulan antivirus eucalyptus
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan Fadjry Djufry di Jakarta, Senin mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk pengembangan penelitian menuju tahapan uji klinis kepada pasien yang terpapar virus.
Ketika mendampingi Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo menerima Pengurus Besar IDI di Kantor Kementan, Fadjry mengaku optimistis bahwa inovasi yang dilakukan akan memberikan dampak dan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia.
"Mudah-mudahan ini langkah awal untuk menjawab semua keraguan atas apa yang kita sudah hasilkan meski sebatas uji laboratorium dan masih perlu uji lainnya," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Sementara itu Ketua IDI Daeng Muhammad Faqih, mengatakan bahwa riset yang dilakukan akan dilakukan secara terstruktur dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang dimiliki oleh Indonesia.
Menurut dia, bukan tidak mungkin Indonesia mampu membuat sebuah temuan yang menjadi obat virus corona.
"Kerja sama yang akan kita lakukan dari hasil riset pertama di laboratorium mudah-mudahan akan menghasilkan perkembangan yang positif pada tahap uji klinis," katanya.
Untuk itu, tambahnya, pihaknya akan mendukung terus apa yang sudah dilakukan oleh Kementan, apalagi upaya tersebut adalah langkah yang besar bagi bangsa Indonesia
Menurut dia, apa yang dilakukan Kementan bukan hanya mencari jalan keluar untuk virus corona saja, namun lebih dari itu upaya ini untuk mencari persoalan masalah kesehatan lainnya dengan memanfaatkan kekayaan sumber alam yang ada di Indonesia.
Terlebih, lanjutnya, saat ini negara-negara di seluruh dunia tengah berjuang dalam mencari penawar virus corona.
"Saya kira apapun akan dilakukan dalam membantu negara mengatasi berbagai permasalahan. Kementan sudah melakukan itu," kata Daeng Faqih.
Sebelumnya, Kementan sudah lebih dulu bekerjasama dengan fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin dan fakultas kedokteran Universitas Indonesia dalam melakukan pengembangan penelitian dan riset.
Dalam kerja sama tersebut Kementan berencana mengkormesilkan produk inovasi melalui lisensor pihak swasta yang melisensi produk dari Kementan.
Baca juga: Kementan tegaskan kalung eucalyptus tidak diklaim sebagai antivirus
Baca juga: Tepis keraguan, Balitbangtan beberkan keunggulan antivirus eucalyptus
Pewarta: Subagyo
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: