Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Republik Indonesia mengusung isu pentingnya peningkatan kompetensi atau upskilling dan reskilling SDM pariwisata dan ekonomi kreatif dalam forum virtual bertajuk The Second G20 Tourism Working Group Meeting yang digelar pada 2-3 Juli 2020.

Direktur Hubungan Antarlembaga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kartika Candra Negara, yang mewakili delegasi Indonesia dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan forum virtual “the 2nd G20 TWG” fokus mendiskusikan berbagai upaya dalam mengakselerasi proses transisi menuju kenormalan baru.

“Sekaligus mendorong kerja sama yang lebih erat terutama dalam isu Inclusive Community Development through Tourism dan Seamless Travel setelah masa pendemi COVID-19 berakhir,” kata Kartika.

Berdasarkan data statistik, pada periode Januari-April 2020 kedatangan wisatawan asing secara global mengalami penurunan sebesar 44 persen dibandingkan pada periode yang sama pada 2019.

Penurunan terbesar terjadi di kawasan Asia Pasifik yang mencapai 51 persen diikuti oleh kawasan Eropa (44 persen), Timur Tengah (40 persen), Amerika (36 persen), dan Afrika (35 persen).

Menanggapi hal tersebut, Kartika Candra memaparkan inisiasi yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia.

“Kami menekankan pentingnya program pelatihan daring secara gratis untuk upskilling dan reskilling ribuan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi COVID-19,” kata Kartika Chandra.

Selain itu, ia mengatakan pentingnya terus dilaksanakan kerja sama antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan ASEAN Tourism Associations (ASEANTA) dan pemangku kepentingan swasta nasional maupun regional Asia Tenggara lainnya dalam menyelenggarakan beberapa pertemuan webinar.

Pemerintah Indonesia dikatakannya juga telah menyusun Hand book on the Hygiene, Health, and Safety (HHS) Protocol Guideline yang menjadi panduan bagi pemangku kepentingan nasional pada masa normal baru di sektor kepariwisataan dan ekonomi kreatif.

Dalam forum virtual tersebut, Kartika Candra juga menyampaikan mengenai pentingnya untuk mempertimbangkan kondisi infrastruktur di negara-negara berkembang dan kepulauan.

“Selain juga peran penting UMKM seperti Homestay dan Guesthouse yang merupakan tulang punggung bagi banyak destinasi berbasis komunitas di berbagai negara,” katanya.

Chief of Tourism Market Intelligence and Competitiveness UNWTO, Sandra Carvao menyampaikan sejumlah upaya negara G20 dalam meningkatkan wisatawan internasional saat ini. Menurutnya, terdapat beberapa negara kawasan Asia Timur dan Eropa yang mulai membuka perbatasan atau mengurangi larangan perjalanan kecuali Inggris dan Spanyol.

Menyikapi rencana dari beberapa negara untuk mulai membuka perbatasan untuk kegiatan kepariwisataan, WTTC (World Travel and Tourism Council) mendorong negara-negara G20 agar fokus pada “testing & tracing and test/vaccine certification requirements” sebelum membuka diri.

WTTC juga menekankan perlu adanya harmonisasi yang kuat untuk menggerakkan pariwisata dan ekonomi kreatif dunia dalam mitigasi dan pemulihan situasi selama masa pandemi dan pasca pandemi.

Pertemuan ini diikuti oleh negara-negara anggota G20, termasuk Indonesia. Khusus dalam forum virtual The Second G20 beberapa negara tamu antara lain Singapura, Persatuan Emirat Arab, Rwanda, Spanyol, Swiss, dan Yordania, serta organisasi-organisasi Internasional antara lain the United Nations World Tourism Organization (UNWTO), Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Islamic Development Bank, World Bank, serta perwakilan G20 “engagement group” turut diundang untuk menyampaikan informasi serta upaya yang telah dilakukan dalam menghadapi pandemi COVID-19 di sektor pariwisata.

Forum virtual G20 berikutnya yang bertajuk “The 3rd G20 TWG” akan dilaksanakan di King Abdullah Economic City Kerajaan Arab Saudi pada 6 Oktober 2020. Serta pertemuan tingkat Menteri Pariwisata G20 pada 7 Oktober 2020.

Baca juga: IMF: Partisipasi sektor swasta dalam pengurangan utang G20 "penting"
Baca juga: Indonesia di G20: Penurunan harga minyak jadi momentum pemanfaatan EBT