Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore ditutup menguat didukung kembalinya optimisme pasar ditengah wabah COVID-19.

Rupiah ditutup menguat 33 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.490 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.523 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures di Jakarta, Senin, mengatakan, aset berisiko terlihat menguat dari pagi hingga sore ini termasuk rupiah karena pasar kembali merespon positif potensi pemulihan ekonomi ditengah pandemi.

Baca juga: Rupiah menguat seiring respon positif terhadap membaiknya data ekonomi

"Data- data ekonomi global yang dirilis pekan lalu memberikan bukti pemulihan ekonomi tersebut seperti data tenaga kerja AS, data indeks aktivitas manufaktur AS, China, dan Eropa," ujar Ariston.

Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terlihat menguat lagi, yang mengindikasikan pasar melepas aset aman ini dan masuk ke aset berisiko.

Data tenaga kerja AS pada Juni 2020 menunjukkan perbaikan melebihi ekspektasi dan data indeks aktivitas sektor jasa dan manufaktur AS, China, dan Eropa pada Juni juga menunjukkan peningkatan melebihi ekspektasi.

Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat 58 poin

Kendati demikian, pasar masih akan mempertimbangkan peningkatan laju penularan COVID-19 global yang berisiko menurunkan kembali aktivitas ekonomi, seperti yang dilaporkan WHO dan ketegangan China yang makin memanas.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.465 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.460 per dolar AShingga Rp14.564 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.547 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.566 per dolar AS.