MTI minta pemda perbanyak parkiran sepeda berkualitas
5 Juli 2020 18:05 WIB
Warga mencoba Layanan sepeda Gowes (Bike Sharing) di titik parkir sepeda Gowes, Bundaran HI, Jakarta, Minggu, (5/7/2020). Penyedia jasa Gowes melaksanakan uji coba layanan bike sharing di 6 titik parkir dengan 200 unit sepeda. ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Jakarta (ANTARA) - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) meminta pemerintah daerah untuk memperbanyak penyediaan parkir sepeda yang berkualitas seiring peningkatan animo masyarakat di saat pandemi COVID-19.
"Penyediaan parkir sepeda secara gratis atau sewa, seperti di sekolah, kampus, stasiun, pasar, pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat ibadah dan tempat rekreasi," kata Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno di Jakarta, Minggu.
Fasilitas parkiran tersebut juga perlu didukung sistem informasi terkini tentang lokasi parkir sepeda yang ada dan yang akan dibangun.
Baca juga: Ini tiga konsep jalur sepeda di Jakarta rekomendasi MTI
Djoko mengatakan sistem persewaan sepeda menggunakan bantuan aplikasi pemindai kode batang untuk dapat menggunakan sepeda saat ini terus berkembang di beberapa negara maju.
Pemanfaatan teknologi informasi saat ini sudah dapat dilakukan untuk mendukung konsep tersebut.
Pada generasi pertama, kata Djoko, penyewaan sepeda masih bersifat manual, tanpa teknologi, lokasi bebas, sehingga dampaknya sepeda tidak tahan lama.
"Bisa jadi juga ada kehilangan sepeda. Membutuhkan kejujuran bagi yang menyewa sepeda," katanya.
Pada generasi kedua, dilakukan penyewaan dengan sistem koin. Sepeda disimpan di stasiun dan penawaran spesifikasi sepeda biasanya unik dari sepeda umumnya.
Baca juga: Khawatir tertabrak jadi alasan orang enggan bersepeda saat hari kerja
Jika kehilangan, sepeda mudah ditemukan, karena bentuknya beda dengan sepeda pada umumnya.
Pada generasi ketiga bisnis penyewaan sepeda sudah tergolong berteknologi tinggi.
"Menggunakan kartu cerdas dengan Radio frequency identification (RFID)," katanya.
RFID adalah teknologi yang menggunakan komunikasi via gelombang elektromagnetik untuk mengubah data antara terminal dengan objek sepeda dengan tujuan untuk identifikasi dan penelusuran jejak.
Sistem RFID itu bisa menyimpan identitas pengguna sehingga meminimalisasi kehilangan sepeda, karena identitas sudah tersimpan.
Baca juga: Pesepeda diimbau berhati-hati di jalan agar terhindar tindak kejahatan
Djoko mengatakan di Beijing (Tiongkok) beroperasi 11 pelaku bisnis penyewaan sepeda.
Salah satu faktor yang mendorong berkembangnya jumlah pengguna sepeda di Beijing adalah terpenuhinya fasilitas yang diperlukan, yaitu jalanan di Kota Beijing terdapat trotoar yang cukup luas dan juga terdapat jalur khusus untuk pengguna sepeda baik itu sepeda konvensional, sepeda listrik dan juga motor listrik.
"Tidak terdapat pedagang kaki lima di sepanjang trotoar yang membuat jalanan di Kota Beijing terlihat rapi," katanya.
Dengan lebar jalur sekitar 2 meter, kata dia, pengguna transportasi ramah lingkungan itu dapat tenang melintas. Bahkan, di beberapa jalan di Kota Beijing, beberapa jalur sepeda diberi pembatas pagar besi.
Selama dua tahun terakhir, Pemerintah Kota Beijing serius mengembalikan kejayaan sepeda, sehingga banyak pengusaha startup seperti OFO dan Mobike yang memanfaatkan kesempatan untuk dapat menyediakan fasilitas persewaan sepeda menggunakan sistem sewa.
"Pembayaran sewa sepeda dapat dilakukan hanya dengan top up melalui aplikasi penyedia jasa biaya yang dikeluarkan 1 Yuan atau setera Rp2.000 per jam," katanya.
"Penyediaan parkir sepeda secara gratis atau sewa, seperti di sekolah, kampus, stasiun, pasar, pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat ibadah dan tempat rekreasi," kata Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno di Jakarta, Minggu.
Fasilitas parkiran tersebut juga perlu didukung sistem informasi terkini tentang lokasi parkir sepeda yang ada dan yang akan dibangun.
Baca juga: Ini tiga konsep jalur sepeda di Jakarta rekomendasi MTI
Djoko mengatakan sistem persewaan sepeda menggunakan bantuan aplikasi pemindai kode batang untuk dapat menggunakan sepeda saat ini terus berkembang di beberapa negara maju.
Pemanfaatan teknologi informasi saat ini sudah dapat dilakukan untuk mendukung konsep tersebut.
Pada generasi pertama, kata Djoko, penyewaan sepeda masih bersifat manual, tanpa teknologi, lokasi bebas, sehingga dampaknya sepeda tidak tahan lama.
"Bisa jadi juga ada kehilangan sepeda. Membutuhkan kejujuran bagi yang menyewa sepeda," katanya.
Pada generasi kedua, dilakukan penyewaan dengan sistem koin. Sepeda disimpan di stasiun dan penawaran spesifikasi sepeda biasanya unik dari sepeda umumnya.
Baca juga: Khawatir tertabrak jadi alasan orang enggan bersepeda saat hari kerja
Jika kehilangan, sepeda mudah ditemukan, karena bentuknya beda dengan sepeda pada umumnya.
Pada generasi ketiga bisnis penyewaan sepeda sudah tergolong berteknologi tinggi.
"Menggunakan kartu cerdas dengan Radio frequency identification (RFID)," katanya.
RFID adalah teknologi yang menggunakan komunikasi via gelombang elektromagnetik untuk mengubah data antara terminal dengan objek sepeda dengan tujuan untuk identifikasi dan penelusuran jejak.
Sistem RFID itu bisa menyimpan identitas pengguna sehingga meminimalisasi kehilangan sepeda, karena identitas sudah tersimpan.
Baca juga: Pesepeda diimbau berhati-hati di jalan agar terhindar tindak kejahatan
Djoko mengatakan di Beijing (Tiongkok) beroperasi 11 pelaku bisnis penyewaan sepeda.
Salah satu faktor yang mendorong berkembangnya jumlah pengguna sepeda di Beijing adalah terpenuhinya fasilitas yang diperlukan, yaitu jalanan di Kota Beijing terdapat trotoar yang cukup luas dan juga terdapat jalur khusus untuk pengguna sepeda baik itu sepeda konvensional, sepeda listrik dan juga motor listrik.
"Tidak terdapat pedagang kaki lima di sepanjang trotoar yang membuat jalanan di Kota Beijing terlihat rapi," katanya.
Dengan lebar jalur sekitar 2 meter, kata dia, pengguna transportasi ramah lingkungan itu dapat tenang melintas. Bahkan, di beberapa jalan di Kota Beijing, beberapa jalur sepeda diberi pembatas pagar besi.
Selama dua tahun terakhir, Pemerintah Kota Beijing serius mengembalikan kejayaan sepeda, sehingga banyak pengusaha startup seperti OFO dan Mobike yang memanfaatkan kesempatan untuk dapat menyediakan fasilitas persewaan sepeda menggunakan sistem sewa.
"Pembayaran sewa sepeda dapat dilakukan hanya dengan top up melalui aplikasi penyedia jasa biaya yang dikeluarkan 1 Yuan atau setera Rp2.000 per jam," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020
Tags: