Amman (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Dinas Kesehatan Yordania, Minggu WIB, mengkonfirmasi kasus kematian ketiga akibat influenza babi A/H1N1 di negeri tersebut.

Korban itu, remaja perempuan yang berusia 15 tahun, dirujuk dari satu rumah sakit swasta di ibukota Yordania, Amman, ke Prince Hamzah Hospital, milik pemerintah, pada 16 Oktober, karena menderita radang paru-paru parah, kata satu sumber di rumah sakit umum.

Menteri Kesehatan Yordania Nayef Fayez mengatakan kepada Kantor Berita Petra bahwa pemeriksaan medis memperlihatkan ia telah terserang influenza tersebut dan segera diberi pengobatan yang diperlukan.

Kematian remaja tersebut membuat korban meninggal akibat flu babi di Yordania menjadi tiga orang, setelah seorang pria yang berusia 60 tahun meninggal dunia pekan lalu setelah sebelumnya didiagnosis menderita diabetes, tekanan darah tinggi dan gangguan pernafasan.

Pada 12 Oktober, dinas kesehatan mengumumkan kematian seorang pria yang berusia 26 tahun akibat flu babi A/H1N1 setelah sebelumnya mendapat perawatan akibat infeksi paru-paru dan tuberculosis. Dia dinyatakan positif menderita influenza.

Jumlah kasus flu babi A/H1N1 yang terdaftar di negeri itu mencapai angka tertinggi 1.695 sampai Rabu lalu sejak ditemukannya kasus pertama pada Juni.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Chan, Kamis, mengatakan jalan paling efektif dan terbaik untuk membendung penyebaran flu A/H1N1 adalah vaksinasi.

Karena virus itu tidak bisa diramalkan, maka penting dilakukan pencegahan dengan vaksinasi untuk pencegahan dalam 12 bulan ke depan.

Menurut Chan, meskipun risiko virus A/H1N1 itu sedang, namun virus itu telah berjangkit di 195 negara di seluruh dunia, dan evolusinya masih tetap berlangsung. (*)