Menkop dorong BMT di Rembang memberdayakan sektor perikanan
4 Juli 2020 23:30 WIB
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menerima penyerahan secara simbolis restrukturisasi pinjaman/pembiayaan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) di Kantor Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari'ah BMT Bina Ummat Sejahtera Rembang, Sabtu (4/7/2020). (ANTARA/HO-FH)
Rembang (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mendorong Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari'ah BMT Bina Ummat Sejahtera Rembang, Jawa Tengah untuk memberdayakan sektor perikanan maupun pertanian sebagai sasaran pembiayaan.
"Apalagi, Kabupaten Rembang merupakan daerah pesisir yang memiliki keunggulan di bidang perikanan maupun pertanian," ujarnya ketika berkunjung ke BMT Bina Ummat Sejahtera Rembang, Sabtu.
Terlebih lagi, kata Teten, sektor pertanian dan perikanan sekitar 90-an persennya dikuasai oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Hal itu, lanjut dia, menjadi potensi besar karena termasuk sektor unggulan dengan bahan baku yang tersedia tanpa ada impor.
"Termasuk juga sektor pengolahan di bidang pertanian, sehingga ada nilai tambah yang nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan petani," ujarnya.
Ia juga berharap petani nantinya bisa menjadi anggota koperasi, sehingga bisa mendapatkan pembiayaan.
Baca juga: Teten dukung penguatan koperasi pangan antisipasi krisis pangan
Dia juga mengapresiasi kinerja BMT Bina Ummat Sejahtera karena cukup besar dan modern, mengingat dipercaya menjadi pelaksana pembayaran beberapa lembaga, salah satunya perguruan tinggi di Lamongan.
"Kami mendorong BMT Bina Ummat Sejahtera ini untuk naik kelas menjadi lembaga koperasi yang besar, sehingga pemerintah akan sangat terbantu menyalurkan pembiayaan yang lebih mudah dan murah," ujarnya pula.
Apalagi, lanjut dia, pelaku UMKM yang mendapatkan pinjaman lewat koperasi juga mendapatkan pembinaan, mulai dari literasi keuangannya hingga upaya pengembangan usahanya.
Menurut dia, jika pemerintah memperkuat koperasi seperti BMT Bina Ummat Sejahtera ini, sama saja memperkuat kelembagaan keuangan masyarakat.
Terkait dengan dampak pandemi COVID-19, kata dia, dialami anggota di sejumlah koperasi, termasuk di BMT Bina Ummat Sejahtera tercatat da 30-an persen anggotanya yang terdampak COVID-19.
"Koperasi lain juga hampir sama, seperti di BMT Fastabiq Pati juga berkisar 30-an persen anggotanya terdampak COVID-19," ujarnya.
Hal itu, kata dia, terjadi lantaran permintaan atas produk yang mereka tawarkan mengalami penurunan, sehingga tidak sanggup membayar pinjaman dan harus mendapatkan relaksasi.
Kunjungan ke sejumlah daerah, lanjut dia, dalam rangka memastikan pelaksanaan program pemulihan ekonomi berjalan melalui relaksasi pembiayaan, penghapusan pajak untuk UMKM, serta membantu modal kerja UMKM.
Baca juga: Menteri Teten: Digitalisasi bisa perluas akses pembiayaan bagi UMKM
"Apalagi, Kabupaten Rembang merupakan daerah pesisir yang memiliki keunggulan di bidang perikanan maupun pertanian," ujarnya ketika berkunjung ke BMT Bina Ummat Sejahtera Rembang, Sabtu.
Terlebih lagi, kata Teten, sektor pertanian dan perikanan sekitar 90-an persennya dikuasai oleh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Hal itu, lanjut dia, menjadi potensi besar karena termasuk sektor unggulan dengan bahan baku yang tersedia tanpa ada impor.
"Termasuk juga sektor pengolahan di bidang pertanian, sehingga ada nilai tambah yang nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan petani," ujarnya.
Ia juga berharap petani nantinya bisa menjadi anggota koperasi, sehingga bisa mendapatkan pembiayaan.
Baca juga: Teten dukung penguatan koperasi pangan antisipasi krisis pangan
Dia juga mengapresiasi kinerja BMT Bina Ummat Sejahtera karena cukup besar dan modern, mengingat dipercaya menjadi pelaksana pembayaran beberapa lembaga, salah satunya perguruan tinggi di Lamongan.
"Kami mendorong BMT Bina Ummat Sejahtera ini untuk naik kelas menjadi lembaga koperasi yang besar, sehingga pemerintah akan sangat terbantu menyalurkan pembiayaan yang lebih mudah dan murah," ujarnya pula.
Apalagi, lanjut dia, pelaku UMKM yang mendapatkan pinjaman lewat koperasi juga mendapatkan pembinaan, mulai dari literasi keuangannya hingga upaya pengembangan usahanya.
Menurut dia, jika pemerintah memperkuat koperasi seperti BMT Bina Ummat Sejahtera ini, sama saja memperkuat kelembagaan keuangan masyarakat.
Terkait dengan dampak pandemi COVID-19, kata dia, dialami anggota di sejumlah koperasi, termasuk di BMT Bina Ummat Sejahtera tercatat da 30-an persen anggotanya yang terdampak COVID-19.
"Koperasi lain juga hampir sama, seperti di BMT Fastabiq Pati juga berkisar 30-an persen anggotanya terdampak COVID-19," ujarnya.
Hal itu, kata dia, terjadi lantaran permintaan atas produk yang mereka tawarkan mengalami penurunan, sehingga tidak sanggup membayar pinjaman dan harus mendapatkan relaksasi.
Kunjungan ke sejumlah daerah, lanjut dia, dalam rangka memastikan pelaksanaan program pemulihan ekonomi berjalan melalui relaksasi pembiayaan, penghapusan pajak untuk UMKM, serta membantu modal kerja UMKM.
Baca juga: Menteri Teten: Digitalisasi bisa perluas akses pembiayaan bagi UMKM
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020
Tags: