PMI Yogyakarta kekurangan stok darah
4 Juli 2020 16:16 WIB
Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) menunjukkan kantong berisi darah pendonor di ruang layanan donor darah PMI Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (9/5/2020). Jumlah stok darah PMI Kota Depok menipis dan terus menurun seiring meningkatnya permintaan dan menurunnya pendonor darah saat Pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/hp.
Yogyakarta (ANTARA) - Persediaan darah di Unit Donor Darah PMI Kota Yogyakarta hingga awal Juni dinilai tidak mampu mencukupi permintaan sehingga organisasi tersebut mengimbau pendonor dan masyarakat untuk mendonorkan darahnya.
“Sejak awal pekan, persediaan darah di PMI Kota Yogyakarta semakin menipis, khususnya untuk golongan darah A dan B,” kata Pimpinan PMI Kota Yogyakarta Lilik Kurniawan di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, berkurangnya persediaan darah di PMI Kota Yogyakarta sudah terjadi sejak April dan terus berlanjut hingga saat ini yang disebabkan berkurangnya kegiatan donor darah massal dan jumlah pendonor yang berkurang.
Padahal, lanjut dia, PMI Kota Yogyakarta harus selalu memiliki persediaan darah yang cukup karena kebutuhan darah tidak mengalami penurunan meskipun saat ini dalam masa pandemi COVID-19.
Baca juga: Bantu penuhi stok darah PMI Polri sumbang 29.722 kantong darah
Baca juga: Instruksi Kasad, TNI AD gelar donor darah bantu pasok stok di RSPAD
“Jumlah permintaan justru cenderung naik, sedangkan pendonor berkurang. Akibatnya, stok kami pun kadang-kadang kosong. Jika stoknya ada, jumlahnya sangat sedikit,” katanya.
Selama masa pandemi hingga saat ini, Lilik menyebut, jumlah pendonor darah di PMI Kota Yogyakarta berkurang hingga lebih dari 40 persen.
“Pengurangannya cukup banyak sehingga sangat mempengaruhi stok darah kami,” katanya.
Ia mengimbau pendonor untuk tetap mendonorkan darahnya di PMI dan tidak perlu khawatir tertular atau terinfeksi virus corona karena proses donor darah dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Jangan takut donor darah ke PMI. Kami menggunakan prosedur yang ketat untuk pencegahan penularan COVID-19,” katanya yang menyebut setiap pendonor akan diingatkan untuk mendonorkan darahnya kembali tiap 60 hari sekali.
Prosedur kesehatan yang dilakukan di antaranya, mengganti peralatan untuk tiap pendonor seperti “handscoon”.
“Kami pun tetap berupaya untuk menggelar donor darah massal dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat,” katanya.
Baca juga: Stok darah di PMI DKI Jakarta menipis
Baca juga: Polres Cianjur bantu PMI tambah stok darah hadapi penyebaran COVID-19
“Sejak awal pekan, persediaan darah di PMI Kota Yogyakarta semakin menipis, khususnya untuk golongan darah A dan B,” kata Pimpinan PMI Kota Yogyakarta Lilik Kurniawan di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, berkurangnya persediaan darah di PMI Kota Yogyakarta sudah terjadi sejak April dan terus berlanjut hingga saat ini yang disebabkan berkurangnya kegiatan donor darah massal dan jumlah pendonor yang berkurang.
Padahal, lanjut dia, PMI Kota Yogyakarta harus selalu memiliki persediaan darah yang cukup karena kebutuhan darah tidak mengalami penurunan meskipun saat ini dalam masa pandemi COVID-19.
Baca juga: Bantu penuhi stok darah PMI Polri sumbang 29.722 kantong darah
Baca juga: Instruksi Kasad, TNI AD gelar donor darah bantu pasok stok di RSPAD
“Jumlah permintaan justru cenderung naik, sedangkan pendonor berkurang. Akibatnya, stok kami pun kadang-kadang kosong. Jika stoknya ada, jumlahnya sangat sedikit,” katanya.
Selama masa pandemi hingga saat ini, Lilik menyebut, jumlah pendonor darah di PMI Kota Yogyakarta berkurang hingga lebih dari 40 persen.
“Pengurangannya cukup banyak sehingga sangat mempengaruhi stok darah kami,” katanya.
Ia mengimbau pendonor untuk tetap mendonorkan darahnya di PMI dan tidak perlu khawatir tertular atau terinfeksi virus corona karena proses donor darah dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Jangan takut donor darah ke PMI. Kami menggunakan prosedur yang ketat untuk pencegahan penularan COVID-19,” katanya yang menyebut setiap pendonor akan diingatkan untuk mendonorkan darahnya kembali tiap 60 hari sekali.
Prosedur kesehatan yang dilakukan di antaranya, mengganti peralatan untuk tiap pendonor seperti “handscoon”.
“Kami pun tetap berupaya untuk menggelar donor darah massal dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat,” katanya.
Baca juga: Stok darah di PMI DKI Jakarta menipis
Baca juga: Polres Cianjur bantu PMI tambah stok darah hadapi penyebaran COVID-19
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: