Harga Minyak Merosot Setelah Mencapai 82 Dolar
22 Oktober 2009 22:07 WIB
Seorang pekerja mengontrol pekerjaan di lokasi kilang mini minyak blok Cepu di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur.(ANTARA/Aguk Sudarmojo)
London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia merosot Kamis, di tengah aksi ambil untung setelah semalam melonjak menjadi 82 dolar per barel, mencapai puncak satu tahun didukung menurunnya cadangan energi AS dan mdlemahnya greenback, kata para pedagang.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, jatuh 1,28 dolar menjadi 80,09 dolar per barel. Kontrak telah menyentuh 82,00 dolar tepatnya pada Rabu - tingkat terakhir terlihat pada 14 Oktober 2008.
Di tempat lain pada Kamis, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember menyusut 1,21 dolar menjadi 78,48 dolar, setelah mencapai 80,26 dolar hari sebelumnya.
Kedua kontrak telah meningkat nilainya pada hari Rabu, terangkat oleh penurunan stok energi di AS yang dipandang sebagai tanda peningkatan permintaan di pengguna energi terbesar dunia tersebut.
Data yang dikeluarkan Rabu oleh Departemen Energi AS menunjukkan cadangan bensin tenggelam 2,3 juta barrel dalam pekan hingga 16 Oktober, lebih besar daripada penurunan 800.000 barel yang diperkirakan sebagian besar analis.
Minyak telah terus meningkat dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh mata uang AS yang lemah, yang membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pemegang unit asing yang lebih kuat.
Tetapi ada keraguan tentang apakah harga minyak dapat dipertahankan pada tingkat di atas 80 dolar mengingat keadaan ekonomi global rapuh, meskipun ada beberapa tanda-tanda pemulihan.
"Kami tetap berhati-hati mengenai keberlanjutan harga minyak dalam waktu dekat," analis dari Commonwealth Bank of Australia mengatakan dalam sebuah laporan.
Harga minyak jatuh dari tertinggi sepanjang sejarah lebih dari 147 dolar pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada Desember karena resesi global tetapi bangkit sejak ada harapan pemulihan.
Sementara itu di London pada Kamis, sekretaris jenderal OPEC Abdalla Salem El-Badri mengatakan bahwa kartel akan mempertimbangkan peningkatan produksi minyak mentah di pertemuan berikutnya pada Desember jika kondisi kunci terpenuhi.
Kartel "tidak akan ragu untuk meningkatkan produksi pada bulan Desember", kata dia kepada wartawan, menambahkan keputusan itu tergantung pada tingginya harga minyak, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan tidak ada penyimpanan mengambang minyak mentah.
Ke-12 negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memompa 40 persen persediaan minyak mentah dunia, akan menyelenggarakan pertemuan berikutnya di Luanda, Angola, pada 22 Desember.
"Jika ini (kenaikan) harga akan berlanjut, jika kita melihat kembali tingkat stok normal ... jika kita melihat ada pertumbuhan nyata ekonomi dunia, maka saya yakin negara-negara anggota kami akan mengambil keputusan untuk meningkatkan produksi Desember di Luanda," katanya kepada konferensi pers.
Dia menambahkan bahwa peningkatan produksi tergantung pada "tanda-tanda peningkatan pertumbuhan ekonomi dan tidak ada penyimpanan mengambang" minyak mentah.
Kepala OPEC berada di London minggu ini untuk menghadiri Minyak & Uang 2009, konferensi energi dunia industri di London. Acara dua itu ditutup pada Rabu.(*)
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, jatuh 1,28 dolar menjadi 80,09 dolar per barel. Kontrak telah menyentuh 82,00 dolar tepatnya pada Rabu - tingkat terakhir terlihat pada 14 Oktober 2008.
Di tempat lain pada Kamis, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember menyusut 1,21 dolar menjadi 78,48 dolar, setelah mencapai 80,26 dolar hari sebelumnya.
Kedua kontrak telah meningkat nilainya pada hari Rabu, terangkat oleh penurunan stok energi di AS yang dipandang sebagai tanda peningkatan permintaan di pengguna energi terbesar dunia tersebut.
Data yang dikeluarkan Rabu oleh Departemen Energi AS menunjukkan cadangan bensin tenggelam 2,3 juta barrel dalam pekan hingga 16 Oktober, lebih besar daripada penurunan 800.000 barel yang diperkirakan sebagian besar analis.
Minyak telah terus meningkat dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh mata uang AS yang lemah, yang membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pemegang unit asing yang lebih kuat.
Tetapi ada keraguan tentang apakah harga minyak dapat dipertahankan pada tingkat di atas 80 dolar mengingat keadaan ekonomi global rapuh, meskipun ada beberapa tanda-tanda pemulihan.
"Kami tetap berhati-hati mengenai keberlanjutan harga minyak dalam waktu dekat," analis dari Commonwealth Bank of Australia mengatakan dalam sebuah laporan.
Harga minyak jatuh dari tertinggi sepanjang sejarah lebih dari 147 dolar pada Juli 2008 menjadi sekitar 32 dolar pada Desember karena resesi global tetapi bangkit sejak ada harapan pemulihan.
Sementara itu di London pada Kamis, sekretaris jenderal OPEC Abdalla Salem El-Badri mengatakan bahwa kartel akan mempertimbangkan peningkatan produksi minyak mentah di pertemuan berikutnya pada Desember jika kondisi kunci terpenuhi.
Kartel "tidak akan ragu untuk meningkatkan produksi pada bulan Desember", kata dia kepada wartawan, menambahkan keputusan itu tergantung pada tingginya harga minyak, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan tidak ada penyimpanan mengambang minyak mentah.
Ke-12 negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang memompa 40 persen persediaan minyak mentah dunia, akan menyelenggarakan pertemuan berikutnya di Luanda, Angola, pada 22 Desember.
"Jika ini (kenaikan) harga akan berlanjut, jika kita melihat kembali tingkat stok normal ... jika kita melihat ada pertumbuhan nyata ekonomi dunia, maka saya yakin negara-negara anggota kami akan mengambil keputusan untuk meningkatkan produksi Desember di Luanda," katanya kepada konferensi pers.
Dia menambahkan bahwa peningkatan produksi tergantung pada "tanda-tanda peningkatan pertumbuhan ekonomi dan tidak ada penyimpanan mengambang" minyak mentah.
Kepala OPEC berada di London minggu ini untuk menghadiri Minyak & Uang 2009, konferensi energi dunia industri di London. Acara dua itu ditutup pada Rabu.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: