Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak sedikit melemah di perdagangan Asia Kamis setelah melonjak mencapai 82 dolar per barel, tingkat tertingginya dalam setahun karena sentimen investor yang didorong penurunan dalam cadangan energi AS, kata analis.
Kontrak utama New York--minyak mentah jenis light sweet pengiriman Desember--turun 11 sen menjadi 81,26 dolar per barel. Kontrak tersebut mencapai tingkat tinggi 82 dolar pada perdagangan Rabu, tingkat tertingginya sejak Oktober 2008, sebagaimana dikutip dari AFP.
Minyak mentah Laut Utara Brent juga untuk pengiriman Desember turun dua sen menjadi 79,67 dolar per barel.
Ke dua kontrak tersebut ditutup lebih tinggi Rabu, didorong oleh penurunan dalam cadangan energi Amerika Serikat, di mana terlihat sebagai suatu tanda meningkatnya permintaan di pengguna energi terbesar dunia itu.
Data yang dikeluarkan Rabu oleh Depaartemen Energi AS (DoE) menunjukkan bahwa cadangan gasolin AS turun 2,3 juta barel pada pekan yang berakhir 16 Oktober. Sementara prediksi sebagian besar analis bahwa penurunan sekitar 800.000 barel.
Minyak mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir, dipicu oleh melemahnya mata uang AS, dolar yang menjadikan minyak mentah yang dihargakan dalam dolar akan menjadi lebih murah bagi para pemilik unit-unit mata uang yang lebih kuat.
Tetapi di mana tetap ada kekhawatiran apakah harga minyak dapat dipertahankan pada tingkat di atas 80 dolar, meskipun ada beberapa tanda-tanda pemulihan.
"Kami tetap khawatir seputar keberlanjutan harga minyak dalam jangka pendek," kata analis dari Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah laporan.
Harga minyak merosot dari tingkat tinggi historis lebih dari 147 dolar AS per barel pada Juli 2008 ke paosisi 32 dolar pada Desember karena resesi global, tetapi telah memunculkan suatu harapan adanya pemulihan.(*)
Harga Minyak Turun di Perdagangan Asia
22 Oktober 2009 10:59 WIB
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Tags: