Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu kembali terkoreksi mengikuti melemahnya indeks bursa regional yang dipicu oleh memburuknya kinerja saham-saham di bursa Wall Street.
IHSG BEI ditutup melemah 25,42 poin (1,02 persen) ke posisi 2.476,80, sedang indeks kelompok 45 saham unggulan (LQ45) melemah 5,864 poin (1,19 persen) ke posisi 486,568.
Kepala Riset Financorpindo Nusa Edwin Sebayang kepada ANTARA mengatakan, pelemahan bursa regional menjadi pendorong penurunan indeks BEI.
Ia menambahkan, beberapa laporan keuangan emiten, melaporkan kinerja yang melemah sehingga investor menahan diri untuk transaksi.
"Data-data laporan keuangan sektor perbankan tidak diduga, ternyata hasilnya kurang memuaskan," katanya.
Selain itu, ia menambahkan, nilai tukar rupiah yang turun 35 poin menjadi 9.435 per dolar AS yang sebelumnya 9.400 per dolar AS memicu merosotnya Indeks BEI hinggga ke level 2.400.
Pengumuman Kabinet lanjutan pemerintah SBY, lanjut dia, sepertinya juga tidak banyak mendongkrak pergerakan indeks hari ini.
Sementara beberapa saham di kawasan Asia ditutup turun, diantaranya Indeks Hang Seng melemah 66,85 poin ke level 22.318, Indeks Nikkei-225 merosot 3,45 poin ke level 10.333 dan Indeks Singapore Strait Time 15,03 poin ke level 2.696.
Transaksi saham yang terjadi sebanyak 87.322 kali dengan jumlah saham yang berpindah tangan mencapai 3,358 miliar lembar dan nilai Rp3,390 triliun. Dan 44 saham naik, 146 saham turun dan 75 saham tidak bergerak.
Edwin menambahkan, banyaknya saham yang turun ini lebih disebabkan oleh teknikal, dimana kondisi saham yang sudah overbounght (kelebihan beli) dan saham sudah terlalu mahal.
Sementara saham-saham yang turun diantaranya, Bumi Resources (BUMI) turun Rp 25 menjadi Rp 2.825, Semen Gresik (SMGR) turun Rp 250 menjadi Rp 6.750, BRI (BBRI) turun Rp 200 menjadi Rp 7.700, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 100 menjadi Rp 4.650.
(*)
IHSG BEI Kembali Terkoreksi Mengikuti Bursa Regional
21 Oktober 2009 17:32 WIB
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Tags: