Jakarta (ANTARA) - Emiten perkapalan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) meyakini bahwa membeli kapal berusia menengah atau midcycle untuk mengoptimalkan profit sekaligus menekan risiko jauh lebih rendah dibandingkan dengan membeli kapal baru.
Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk Kevin Wong mengatakan, sebagai perbandingan, dengan harga satu kapal baru, pihaknya bisa mendapatkan tiga kapal berusia 10-15 tahun.
"Sehingga kami dapat menghasilkan pendapatan tiga kali lebih besar dengan kapal midcycle sambil mengurangi risiko modal kami sebesar 80 persen," ujar Kevin dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Dengan begitu, lanjutnya, perseroan dapat mengembangkan armadanya dengan tetap menjaga rasio utang yang rendah.
"Mengkombinasikan strategi ini dengan kontrak yang stabil, BULL telah dapat mengembangkan armadanya dari delapan kapal tanker dengan total kapasitas 202.782 DWT pada tahun 2013 menjadi 2,3 juta DWT saat ini sambil secara bersamaan menurunkan rasio utang terhadap EBITDA menjadi setengahnya," kata Kevin.
PT Buana Lintas Lautan Tbk baru saja menerima kapal tanker berjenis Long Range 2 (LR2) yang ketujuh tahun ini dari total delapan kapal tanker yang telah diserahterimakan pada 2020.
Sejak kuartal pertama 2020, perseroan telah menerima pengiriman tiga kapal tanker dengan total kapasitas sebesar 253.801 DWT. Penambahan kapal tersebut menambah armada perseroan menjadi 33 kapal dengan total kapasitas 2,3 juta DWT, dimana 17 kapal merupakan jenis LR2/Aframax (ukuran 80.000–119.999 DWT).
Kapal yang dibeli tersebut berukuran 109.647 DWT, dengan panjang 245 meter. Sebagai perbandingan, kapal tanker tersebut lebih besar dari gedung 56 lantai.
Dengan pembelian kapal itu, pertumbuhan perseroan dari 2019 sampai sekarang telah mencapai 16 kapal dan meningkatkan kapasitas angkut efektif sebesar 142 persen dengan investasi sekitar 300 juta dolar AS.
Hanya dari kuartal pertama sampai kuartal kedua 2020, total kapasitas efektif telah meningkat sebesar 20 persen.
"Strategi perseroan membeli kapal tanker midcycle yang memiliki margin lebih tinggi dengan umur sekitar 10-15 tahun dari pemilik-pemilik ternama bersamaan dengan kontrak yang stabil meminimalisir risiko dan mengoptimalkan tingkat imbal balik," ujar Kevin.
Perseroan berencana untuk melanjutkan pengembangan armadanya dengan prinsip kehati-hatian, mengingat posisi keuangan perseroan yang kuat dan peluang yang berkelanjutan internasional.
Memasuki 2020, BULL yakin akan prospek usaha yang positif karena perkiraan dinamika permintaan dan pasokan kapal tanker yang ketat, akibat dari rendahnya pemesanan pembangunan kapal baru dalam konstruksi dititik terendah selama lebih dari 20 tahun terakhir, ditambah dengan tiga peraturan IMO baru yang wajib diimplementasikan antara 2020-2025.
Katalis tersebut, lanjutnya, kemudian menjadi lebih besar karena pandemi COVID-19, yang menyebabkan peningkatan permintaan kapal tanker untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan minyak terapung.
"Strategi awal ditambah peluang dari pandemi COVID-19 mendorong pertumbuhan kinerja dan peluang Perseroan," ujarnya.
Pada kuartal pertama 2020, pendapatan usaha BULL meningkat menjadi 43,1 juta dolar AS, naik 1,8 kali dari 23,4 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan, laba bersih BULL naik 4,8 kali, dari 4,1 juta dolar AS menjadi 19,7 juta dolar AS.
Perseroan berkeyakinan peningkatan kinerja akan berlanjut pada kuartal kedua tahun ini.
"Kami yakin Q2 akan lebih baik lagi dari Q1, dimana kapal yang dibeli pada Q1 akan berkontribusi penuh pada Q2 dengan tingkat harga sewa TCE yang lebih tinggi," kata Kevin.
Baca juga: Emiten pelayaran BULL optimistis tangkap peluang di masa pandemi
Baca juga: Kapal minyak pertama Iran tiba di perairan Venezuela
Emiten perkapalan BULL beli kapal "midcycle" untuk optimalkan profit
2 Juli 2020 19:57 WIB
Salah satu kapal tanker milik PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) (ANTARA/HO-BULL)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2020
Tags: