Kediri (ANTARA) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta pengurus pesantren di Kota Kediri, Jawa Timur, untuk membentuk gugus tugas demi mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan pendidikan maupun pesantren, sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan.

"Saya minta nanti juga harus mencatat seperti contohnya nomor media center di Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, sehingga nanti ketika nanti menerima tamu atau santri yang baru datang tidak terkejut," kata Wali Kota di Kediri, Rabu.

Ia meminta kepada gugus tugas di pondok pesantren untuk bertanggung jawab dalam penerapan protokol kesehatan di pondok pesantren masing-masing, mengingat protokol kesehatan saat ini amat sangat diperlukan.

"Dengan protokol kesehatan kita bisa mengurangi penularan, mengurangi penyebaran virus juga. Di antaranya physical distancing, jangan bergerombol, sesering mungkin cuci tangan, sterilisasi lokasi pondok pesantren, taman, kelas dan tempat ibadah," ujarnya.

Pondok pesantren mesti menyediakan ruang isolasi yang akan digunakan jika santri ada yang terkena selama 14 hari harus tetap dengan kelompoknya sekamar dan tidak boleh berpindah, karena kalau berpindah akan sulit mendeteksi/melakukan tracing serta berkomunikasi dengan gugus tugas dari Pemkot Kediri, tambah Mas Abu, sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Wali Kota juga mengatakan dalam penanganan COVID-19, Kota Kediri berbeda dengan kota-kota lainnya.

"Kami lebih ke arah tracing. Kami cari, telusuri dengan sungguh-sungguh sehingga bisa menemukan satu persatu orang dan setelah itu ditindaklanjuti dengan karantina. Kalau bisa dikarantina di rumah (OTG/ orang tanpa gejala), akan karantina di rumah. Tapi kalau tidak bisa, maka akan dikarantina di Rumah Sakit Kilisuci," kata dia.

Wali Kota juga ingatkan kepada pengurus pondok pesantren, agar selalu menjaga kesehatan.

"Biasanya kan gantian sendok atau gelas. Ini sementara jangan. Kalau mau gantian cuci dengan detergen. Jadi kita sebaiknya harus menyiapkan tempat minum dan makan kita sendiri-sendiri sebaik mungkin. Jangan lupa maskernya diberi nama, jangan bergantian masker. Kalau sedang berolahraga maskernya boleh dibuka, tapi kalau di tempat keramaian, maskernya dipakai," kata Mas Abu mengingatkan.

Mas Abu juga menyampaikan perkembangan kondisi Kota Kediri.

"Saat ini Kota Kediri sudah menjadi zona kuning. Kami berharap Kota Kediri bisa menjadi zona hijau dan bisa segera melakukan era baru," kata Mas Abu.

Baca juga: Kota Kediri permudah ambulans pengangkut pasien COVID-19 melintas

Baca juga: Jelang KBM, Ponpres Lirboyo Kediri keluarkan maklumat

Baca juga: Bertambah empat, positif COVID-19 di Kediri-Jatim naik 110 kasus


Sementara itu, Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil mengucapkan terima kasih kepada pengasuh Pondok Pesantren Al Amin Kota Kediri dan Wali Kota Kediri atas bantuan dan kehadiran pemerintah Kota Kediri di tengah-tengah pondok pesantren, terlebih dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini.

Pondok pesantren yang ada di Kota Kediri sejumlah 43 lembaga. Untuk Pondok Pesantren Lirboyo sudah diawali pada 20 Juni yang lalu. Namun itu belum ada kegiatan proses belajar mengajar, masih dalam isolasi sampai 14 hari, katanya.

"Oleh karenanya dalam kesempatan ini, kami mohon izin untuk mengawali kegiatan pondok pesantren, namun kami tetap akan berusaha untuk selalu disiplin, taat kepada aturan dan protokol kesehatan yang ada," kata Gus Ab, sapaan akrab KH Abu Bakar Abdul Jalil.

Ia menambahkan, dengan diawalinya kegiatan di pesantren nantinya, juga sudah ada satgas yang telah ditunjuk. Nantinya mereka akan bisa melaksanakan tugas dengan baik sehingga semua santri yang akan mengawali kegiatan belajar mengajar terhindarkan dari COVID-19.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Kota Kediri KH Anwar Iskandar mengatakan bahwa pembentukan gugus tugas perlu dilakukan. Untuk seluruh gugus tugas di pesantren juga diharapkan menaati aturan pemerintah di antaranya disiplin protokol kesehatan, saling kerjasama atau koordinasi dengan semua pihak dan banyak berdoa serta bersedekah.

Dalam acara tersebut, penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di aula Pondok Pesantren Al-Amin Kota Kediri. Bantuan yang diberikan antara lain 240 cairan pembersih tangan, lima thermogun, tiga alat semprot, 500 masker kain, 48 boks masker medis, 300 tablet disinfektan, serta 50 face shield. Dalam kegiatan tersebut juga diselenggarakan kegiatan random rapid test kepada 36 orang.

Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Polresta Kediri, Dandim 0809 Kediri, Danbrigif Mekanis 16 Wirayudha Kediri, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri, Kepala Disbudparpora Kota Kediri, dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD).

Baca juga: Pemkot Kediri segera operasionalkan RS Kilisuci rawat pasien COVID-19

Baca juga: Wali Kota Kediri putuskan pembatasan kegiatan masyarakat cegah corona