Islamabad (ANTARA News/AFP) - Militer Pakistan hari Senin berjanji
menyerang para pemimpin Taliban di darat dan ofensif udara yang
ditujukan pada kelompok gerilya itu di Waziristan Selatan sejauh ini
telah menewaskan 78 militan.
"Dalam 24 jam terakhir, 18 teroris
dikabarkan tewas dalam berbagai insiden dan pasukan keamanan kehilangan
dua prajurit dan 12 orang cedera," kata jurubicara militer Mayjen Athar
Abbas pada jumpa pers mengenai operasi itu.
Dengan korban-korban terakhir itu, jumlah prajurit yang gugur menjadi
sembilan dan militan yang tewas menjadi 78 sejak operasi serangan itu
diluncurkan pada Sabtu pagi, katanya.
Jumlah korban itu tidak bisa dikonfirmasi karena medan perang tertutup
untuk warawan dan semua komunikasi di daerah itu diputus.
Pasukan darat telah berkumpul di daerah-daerah pinggiran barat, timur
dan baratlaut Kotkai, kota asal pemimpin Tehreek-e-Taliban Pakistan
(TTP) Hakimullah Mehsud dan pemimpin utama Taliban Qari Hussain, dan
siap dikerahkan untuk penyerangan.
"Sasaran-sasaran tingkat tinggi adalah para pemimpin. Kami berharap
mendapatkan mereka," kata Abbas, jurubicara utama angkatan darat
Pakistan.
"Pasukan telah menguasai dataran tinggi sekitar Kotkai. Kotkai adalah
kota asal Qari Hussain, yang dulu dikenal sebagai pelatih bom bunuh
diri," kata Abbas, yang menambahkan bahwa terjadi perlawanan sengit di
Sherwangi.
Para komandan merancang rencana-rencana perang selama bebeberapa bulan
untuk menghadapi apa yang mungkin merupakan tantangan paling sengit
militer dalam perang mereka melawan militan muslim di kawasan suku
barataut dan semi-otonomi.
"Kami ingin menghimpun kekuatan kami, mendapatkan sumber-sumber daya
kami. Kami adalah angkatan darat yang tidak memiliki sumber daya tanpa
batas," kata Abbas.
"Kami menunggu memiliki cukup sumber daya untuk memulai operasi itu," tambah jurubicara tersebut.
Pemerintah pada Juni memerintahkan operasi terhadap pangkalan Taliban
dan Al-Qaeda di daerah pegunungan Waziristan Selatan, namun sejauh ini
baru dilakukan serangan udara dan sesekali serangan artileri terhadap
markas militan.
Pasukan Pakistan mengklaim sejumlah kemenangan militer atas Taliban
tahun ini, namun serangan-serangan terus berlangsung, sebagian besar di
wilayah baratlaut.
Daerah suku Pakistan, khususnya Lembah Swat, dilanda konflik antara
pasukan pemerintah dan militan Taliban dalam beberapa waktu terakhir
ini.
Militer Pakistan meluncurkan ofensif setelah Taliban bergerak maju dari
Swat ke Buner, ke arah selatan lagi menuju ibukota Pakistan, Islamabad,
setelah Washington menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi
keberadaan Pakistan, negara yang bersenjatakan nuklir.
Pakistan menyatakan, lebih dari 1.930 militan dan 170 personel keamanan
tewas, namun jumlah kematian itu tidak bisa dikonfirmasi secara
independen.
AS mendukung ofensif militer Pakistan terhadap Taliban di Lembah Swat
dan daerah-daerah baratlaut sekitarnya, yang diluncurkan pada akhir
April setelah serangan-serangan sebelumnya yang menterlantarkan 1,9
juta orang.
Ofensif militer diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April,
Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei. Ofensif itu mendapat dukungan
dari AS, yang menempatkan Pakistan pada pusat strateginya untuk
memerangi Al-Qaeda.
Swat dulu merupakan daerah dengan pemandangan indah yang menjadi tempat
tujuan wisata namun kemudian menjadi markas kelompok Taliban.
Perjanjian yang kontroversial antara pemerintah dan ulama garis keras
pro-Taliban untuk memberlakukan hukum Islam di sebuah kawasan di
Pakistan baratlaut yang berpenduduk tiga juta orang seharusnya
mengakhiri pemberontakan Taliban yang telah berlangsung hampir dua
tahun.
Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani mendesak rakyat Pakistan bersatu
melawan kelompok ekstrim, yang menurutnya mengancam kedaulatan negara
itu dan yang melanggar perjanjian perdamaian tersebut dengan
melancarkan serangan-serangan.
Para pejabat PBB mengatakan, sekitar 2,4 juta orang mengungsi akibat
pertempuran itu -- sebuah eksodus yang menurut kelompok-kelompok hak
asasi merupakan perpindahan terbesar penduduk di Pakistan sejak negara
itu terpisah dari India pada 1947.
Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas
kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah
meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap
pasukan internasional di Afghanistan.(*)
9 Prajurit, 78 Militan Tewas Dalam Ofensif Pakistan di Waziristan
20 Oktober 2009 00:58 WIB
Asif Ali Zardari ( ANTARA/REUTERS/Kyogoku Kotai/Pool)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: