Padang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menilai penanganan wabah COVID-19 di provinsi itu sudah berada di jalur yang benar, terbukti dengan terputusnya hampir seluruh klaster penyebaran.

"Hampir semua klaster pada 19 kabupaten dan kota berhasil kita putus. Hanya beberapa saja yang masih ada penambahan, tetapi tidak signifikan lagi," kata Irwan di hadapan sejumlah tokoh pers Sumbar di Padang, Rabu.

Pemutusan klaster itu karena gerak cepat petugas kesehatan dalam melakukan pelacakan saat seorang warga diketahui positif COVID-19.

Baca juga: 23 hotel di Sumbar peroleh sertifkat bebas COVID-19

Puluhan orang, bahkan ratusan orang yang diketahui pernah kontak dengan orang terpapar dan teridentifikasi melalui pelacakan, langsung menjalani tes usap untuk memastikan klaster tersebut tidak berkembang.

Kasus positif di Padang Panjang menjadi salah satu contoh. Mantan Wakil Wali Kota Padang Panjang teridentifikasi positif COVID-19. Lebih dari seratus orang dikhawatirkan pernah kontak termasuk sejumlah pejabat daerah.

Baca juga: Ombudsman Sumbar terima 147 pengaduan soal penyaluran bansos COVID-19

"Wali Kota Padang Panjang minta semua yang kontak untuk tes usap. Kita fasilitasi karena tes usap itu memang menggunakan APBD Sumbar," katanya.

Gerak cepat petugas kesehatan itu juga didukung dengan kecepatan Tim Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso yang bisa merampungkan 2.000 uji sampel sehari.

"Kita berharap ini bisa dipertahankan hingga vaksin coronavirus ini ditemukan," ujarnya.

Baca juga: Sumbar sesuaikan tanggap darurat COVID-19 dengan pusat

Sementara itu Ketua PWI Sumbar Heranof mengatakan apresiasi patut diberikan pada pemerintah daerah yang relatif bisa mengendalikan wabah COVID-19 di Sumbar. Namun, ada indikasi masyarakat mulai kendor dalam penerapan protokol kesehatan.

"Sepertinya cukup banyak warga kita yang menganggap era normal baru ini sebagai era normal. Sudah normal seperti sebelum wabah menyerang sehingga mulai banyak yang tidak bermasker," katanya.

Ia mengatakan itu sebagai PR bagi pemerintah daerah untuk memberikan pemahaman yang benar tentang era normal baru dan apa yang harus diikuti oleh masyarakat.

Baca juga: Pemulihan pariwisata Sumbar lebih cepat dari skenario

"Pers akan memberikan dukungan pada posisi itu, untuk membantu sosialisasi pada masyarakat," katanya.

Data Dinas Kesehatan setempat total warga Sumbar positif terinfeksi COVID-19 pada Rabu adalah 742 orang dengan rincian 607 orang (81,80 persen) berhasil sembuh, dirawat di Rumah Sakit Karantina dan Isolasi Mandiri sejumlah 104 orang (14,02 persen) dan meninggal dunia 31 orang (4,18 persen).

Baca juga: Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Sumbar 79,3 persen