Jakarta (ANTARA) - Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) optimistis penempatan dana pemerintah akan terserap di sektor riil karena kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan membuka aktivitas ekonomi sekaligus mendorong permintaan kredit dari pelaku usaha.

“Dengan pembukaan yang terstruktur dan terukur maka aktivitas ekonomi pulih, itu akan membuka demand kredit itu sendiri,” kata Ketua Himbara Sunarso usai menghadiri rapat koordinasi dengan OJK di Jakarta, Rabu.

Direktur Utama BRI ini memastikan permintaan kredit itu masih ada, khususnya dari aktivitas ekonomi yang mulai bergerak kembali setelah PSBB dilonggarkan di sejumlah daerah.

Adapun sektor-sektor yang berpotensi menyerap kredit itu di antaranya sektor pertanian-pangan yang menjadi kebutuhan dasar manusia, transportasi, pariwisata hingga konstruksi-perumahan yang memiliki segmen UMKM.

Baca juga: Himbara bidik empat sektor prioritas salurkan dana pemerintah

Untuk menjaga kualitas kredit, bank-bank BUMN yang menerima kucuran dana pemerintah itu akan melakukan manajemen risiko meski berkomitmen melakukan ekspansi kredit.

Salah satu caranya, lanjut dia, dengan menyeimbangkan porsi kredit dengan permintaan.

“Tapi kalau tidak ada ya kami tidak akan paksakan Rp90 triliun, tetapi perhitungan kami bahwa untuk ekspansi Rp90 triliun, demand-nya ada,” kata Sunarso.

Pemerintah menyuntikkan dana segar kapada empat bank BUMN yakni BRI, Bank Mandiri, BNI dan BTN sebesar Rp30 triliun melalui penempatan dana selama enam bulan.

Bank BUMN itu memiliki kewajiban menyalurkan kredit tiga kali lipat dari penempatan dana pemerintah tersebut atau Rp90 triliun.

Sunarso menambahkan untuk mendongkrak target itu, empat bank milik negara ini akan mencari dana yang bersumber dari tabungan sebesar Rp60 triliun.

“Jadi tabungan masyarakat kita tumbuhkan Rp60 triliun ditambah penempatan dana pemerintah Rp30 triliun, dengan begitu kita akan ekspansi Rp90 triliun,” katanya.

Baca juga: LPEI gandeng Bank Mandiri kerja sama penjaminan kredit