Permintaan KPR mulai naik, Dirut BTN optimis kredit tumbuh
1 Juli 2020 14:05 WIB
Para dirut bank Himbara memberikan paparan saat jumpa pers usai rapat dengan OJK di Jakarta, Rabu (ANTARA/Citro Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Pahala Mansury optimistis kredit perseroan bisa tumbuh positif seiring mulai naiknya permintaan kredit pemilikan rumah (KPR).
Pahala menuturkan pemerintah yang baru saja menempatkan dana Rp5 triliun dari total Rp30 triliun untuk Himbara, dapat menjadi amunisi tambahan bagi BTN untuk menyalurkan pembiayaan perumahan.
"Kami di Bank BTN berkomitmen bahwa pada 2020 kredit kami tetap tumbuh positif," ujar Pahala saat jumpa pers usai rapat Himbara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Himbara bidik empat sektor prioritas salurkan dana pemerintah
Menurut Pahala, BTN merupakan bank yang fokus memberikan kredit ke sektor perumahan, sehingga permintaan masyarakat akan KPR masih ada mengingat rumah merupakan kebutuhan dasar meski di tengah pandemi.
"Bagi kami untuk bisa tumbuh di luar KPR subsidi, KPR non subsidi pun kita lihat pada Juni demand-nya sampai 29 Juni lalu sudah lebih tinggi. Kurang lebih 30-40 persen dibandingkan Mei," ujar Pahala.
Ia menilai kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberikan dampak positif yaitu meningkatnya permintaan akan rumah. "Kami optimis bahwa penyaluran kredit akan tumbuh sampai September dan akhir tahun nanti," katanya.
Baca juga: Sri Mulyani: pemerintah terus pantau penggunaan dana Rp30 triliun
Sepanjang kuartal I-2020, BTN membukukan laba Rp457 miliar pada kuartal I-2020, turun 36,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp723 miliar.
Dampak dari penyebaran COVID-19 telah terlihat di berbagai sektor pada kuartal pertama. Meski demikian, berbagai strategi yang telah dijalankan perseroan sejak tahun lalu menjadi bantalan cukup tebal untuk mempertahankan kinerja positif di Bank BTN.
Untuk menjaga rasio pencadangan yang kuat, Bank BTN terus memupuk provisinya dengan mengalokasikan dari laba operasional. Per kuartal I-2020, rasio pencadangan perseroan melonjak ke level 105,66 persen dari 45,07 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Dirut BTN: KPR bakal makin diminati milenial saat tatanan normal baru
Kemudian, perseroan juga mencatatkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 18,73 persen pada kuartal I-2020 atau naik 111 basis poin (bps) dari 17,62 persen di kuartal I-2019. Peningkatan permodalan tersebut didukung penerbitan subdebt pada awal 2020 yang mencatatkan kelebihan permintaan hingga lebih dari 10 kali.
Bank spesialis kredit perumahan itu juga aktif mencari pendanaan di luar Dana Pihak Ketiga (DPK) sehingga, Liquidity Coverage Ratio (LCR) perseroan masih kuat di level 140,51 persen per 31 Maret 2020.
Sementara itu, BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp253,25 triliun hingga akhir kuartal I-2020. Posisi tersebut tumbuh 4,59 persen secara tahunan (yoy) dari Rp242,13 triliun di kuartal I-2019.
Penopang terbesar pertumbuhan kredit Bank BTN yakni segmen KPR Subsidi. Segmen yang menempati porsi sebesar 44,53 persen dari total kredit di emiten bersandi saham BBTN tersebut mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,57 persen (yoy) dari Rp101,9 triliun pada kuartal I-2019 menjadi Rp112,78 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Pada segmen KPR non-subsidi yang menempati porsi sebanyak 31,58 persen, terekam penyaluran kredit sebesar Rp79,99 triliun pada kuartal I-2020. Secara total, kredit di sektor perumahan di Bank BTN mencatatkan kenaikan sebesar 4,14 persen (yoy) dari Rp219,73 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp228,82 triliun di bulan yang sama tahun ini.
Di sisi lain, Bank BTN juga telah menghimpun DPK sebesar Rp221,72 triliun per kuartal I-2020 atau naik 2,73 persen (yoy). Dengan berbagai capaian tersebut, aset BTN per kuartal I-2020 yakni senilai Rp308,19 triliun atau naik 2,27 persen (yoy) dari Rp301,35 triliun pada kuartal I-2019.
Direktur Keuangan BTN Nixon L.P Napitupulu mengatakan meski di masa pandemi, saat ini likuiditas BTN relatif baik terlebih perseroan mendapatkan suntikan dana dari pemerintah untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan kredit untuk membeli rumah.
"(Likuiditas) bagus. Semua rasio likuiditas selalu kami jaga sejak Januari 2020. LCR di atas 80 persen, rasio aset likuid terhadap dana pihak ketiga di atas 11 persen, dan rasio aset likuid terhadap non core deposit di atas 70 persen," ujar Nixon saat dihubungi Antara.
Pahala menuturkan pemerintah yang baru saja menempatkan dana Rp5 triliun dari total Rp30 triliun untuk Himbara, dapat menjadi amunisi tambahan bagi BTN untuk menyalurkan pembiayaan perumahan.
"Kami di Bank BTN berkomitmen bahwa pada 2020 kredit kami tetap tumbuh positif," ujar Pahala saat jumpa pers usai rapat Himbara dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Himbara bidik empat sektor prioritas salurkan dana pemerintah
Menurut Pahala, BTN merupakan bank yang fokus memberikan kredit ke sektor perumahan, sehingga permintaan masyarakat akan KPR masih ada mengingat rumah merupakan kebutuhan dasar meski di tengah pandemi.
"Bagi kami untuk bisa tumbuh di luar KPR subsidi, KPR non subsidi pun kita lihat pada Juni demand-nya sampai 29 Juni lalu sudah lebih tinggi. Kurang lebih 30-40 persen dibandingkan Mei," ujar Pahala.
Ia menilai kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberikan dampak positif yaitu meningkatnya permintaan akan rumah. "Kami optimis bahwa penyaluran kredit akan tumbuh sampai September dan akhir tahun nanti," katanya.
Baca juga: Sri Mulyani: pemerintah terus pantau penggunaan dana Rp30 triliun
Sepanjang kuartal I-2020, BTN membukukan laba Rp457 miliar pada kuartal I-2020, turun 36,79 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp723 miliar.
Dampak dari penyebaran COVID-19 telah terlihat di berbagai sektor pada kuartal pertama. Meski demikian, berbagai strategi yang telah dijalankan perseroan sejak tahun lalu menjadi bantalan cukup tebal untuk mempertahankan kinerja positif di Bank BTN.
Untuk menjaga rasio pencadangan yang kuat, Bank BTN terus memupuk provisinya dengan mengalokasikan dari laba operasional. Per kuartal I-2020, rasio pencadangan perseroan melonjak ke level 105,66 persen dari 45,07 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Dirut BTN: KPR bakal makin diminati milenial saat tatanan normal baru
Kemudian, perseroan juga mencatatkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 18,73 persen pada kuartal I-2020 atau naik 111 basis poin (bps) dari 17,62 persen di kuartal I-2019. Peningkatan permodalan tersebut didukung penerbitan subdebt pada awal 2020 yang mencatatkan kelebihan permintaan hingga lebih dari 10 kali.
Bank spesialis kredit perumahan itu juga aktif mencari pendanaan di luar Dana Pihak Ketiga (DPK) sehingga, Liquidity Coverage Ratio (LCR) perseroan masih kuat di level 140,51 persen per 31 Maret 2020.
Sementara itu, BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp253,25 triliun hingga akhir kuartal I-2020. Posisi tersebut tumbuh 4,59 persen secara tahunan (yoy) dari Rp242,13 triliun di kuartal I-2019.
Penopang terbesar pertumbuhan kredit Bank BTN yakni segmen KPR Subsidi. Segmen yang menempati porsi sebesar 44,53 persen dari total kredit di emiten bersandi saham BBTN tersebut mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,57 persen (yoy) dari Rp101,9 triliun pada kuartal I-2019 menjadi Rp112,78 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Pada segmen KPR non-subsidi yang menempati porsi sebanyak 31,58 persen, terekam penyaluran kredit sebesar Rp79,99 triliun pada kuartal I-2020. Secara total, kredit di sektor perumahan di Bank BTN mencatatkan kenaikan sebesar 4,14 persen (yoy) dari Rp219,73 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp228,82 triliun di bulan yang sama tahun ini.
Di sisi lain, Bank BTN juga telah menghimpun DPK sebesar Rp221,72 triliun per kuartal I-2020 atau naik 2,73 persen (yoy). Dengan berbagai capaian tersebut, aset BTN per kuartal I-2020 yakni senilai Rp308,19 triliun atau naik 2,27 persen (yoy) dari Rp301,35 triliun pada kuartal I-2019.
Direktur Keuangan BTN Nixon L.P Napitupulu mengatakan meski di masa pandemi, saat ini likuiditas BTN relatif baik terlebih perseroan mendapatkan suntikan dana dari pemerintah untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan kredit untuk membeli rumah.
"(Likuiditas) bagus. Semua rasio likuiditas selalu kami jaga sejak Januari 2020. LCR di atas 80 persen, rasio aset likuid terhadap dana pihak ketiga di atas 11 persen, dan rasio aset likuid terhadap non core deposit di atas 70 persen," ujar Nixon saat dihubungi Antara.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: