Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggaungkan program One Village One Innovation atau Satu Desa Satu Inovasi untuk memacu produktivitas ekonomi di pedesaan.

"Hal ini perlu segera dilakukan karena setelah BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa, Kemendes PDTT harus bicara soal produktivitas ekonomi desa dan pedesaan," kata Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam rapat koordinasi membahas Program Satu Desa Satu Inovasi di Jakarta, Selasa.

Mendes Halim atau yang lebih akrab disapa Gus Menteri mengatakan program Satu Desa Satu Inovasi itu terfokus pada pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Pengembangan Ekonomi Lokal Program Inovasi Desa (PELPID).

Dua hal itu, katanya, perlu dikembangkan dengan menggandeng pihak lain yang memiliki korelasi dengan program tersebut.

Baca juga: Mendes PDTT: Pembangunan desa gambut perlu kerja sama antardesa

Baca juga: Kemendes PDTT jalin kerja sama dengan enam kampus di Yogyakarta


Oleh karena itu, untuk menyukseskan program tersebut, Kemendes PDTT bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) yang telah menyatakan kesiapan untuk melakukan pendampingan terhadap 126 desa dengan fokus utama terarah pada teknologi tepat guna.

"Untuk itu, Kemendes PDTT harus persiapkan data yang solid dari sejumlah program TTG yang telah dilakukan dan memastikan model yang bakal dikembangkan," kata Gus Menteri.

Dari sekian model pengembangan yang dimiliki Kemendes PDTT, Gus Menteri berharap TTG yang dibuat oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah model yang dapat dikembangkan terlebih dahulu.

Upaya itu perlu digenjot karena ke depan Kemendes PDTT tidak hanya akan fokus pada TTG yang dikembangkan oleh BUMDes, tetapi juga akan melanjutkan TTG yang telah ada di desa tersebut.

Ke depan, Mendes berharap kementerian yang dipimpinnya akan memiliki data yang solid untuk penentuan skala prioritas pengembangan untuk membangkitkan aktivitas ekonomi.

Kemendes, kata pria kelahiran Jombang tersebut, harus fokus pada pembangunan ekonomi di desa dari berbagai sektor dan perspektif sebagai bagian dari pemulihan di desa pascapandemi COVID-19.

Kemendes PDTT akan fokus pada pemulihan ekonomi desa dari seluruh elemen yang dimiliki, seperti BUMDes dan program ketahanan dan diversifikasi pangan serta penguatan manajemen produksi di wilayah transmigrasi. Seluruh potensi yang dimiliki akan ditata ulang dan direvitalisasi dengan maksimal.

"Perlu pemetaan ulang berbagai hasil produk inovasi desa dan pengembangan ekonomi lokal yang miliki daya ungkit ekonomi," kata dia.

Ia mencontohkan desa wisata yang harus memiliki standardisasi kriteria yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan memang miliki daya tarik tinggi.

Setelah itu, Kemendes dapat menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk melaksanakan pembangunan fasilitas jalan agar lebih mudah terjangkau oleh pengunjung.

"Ini prioritas untuk segera dilakukan agar pasca BLT Dana Desa ada langkah untuk daya ungkit ekonomi untuk recovery desa," demikian kata Gus Menteri.*

Baca juga: Kemendes PDTT gelar Gowes Bareng, budayakan hidup sehat

Baca juga: Mendes dorong sinergi Dana Desa dengan strategi pembangunan nasional