Pemerintah jajaki pasar baru ekspor batu bara
30 Juni 2020 15:22 WIB
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Sabtu (13/6/2020). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi produksi batu bara hingga Mei 2020 mencapai 228 juta ton, atau 42 persen dari total target produksi nasional tahun 2020 yaitu 550 juta ton. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menjajaki potensi pasar baru untuk ekspor batu bara melalui upaya pendekatan "government to government" (G to G), kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara Direktorat Jenderal Minerba Kementerian Energi Sumber Daya Mineral Sujatmiko.
“Beberapa tahun terus kami lakukan seperti pada Sri Lanka, Bangladesh, Brunei, dan Pakistan. Kami sedang mengupayakan pendekatan ‘G to G’ dalam negosiasi,” kata Sujatmiko dalam webinar yang diikuti Antara di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa dengan pendekatan G to G diharapkan akan memperkenalkan potensi-potensi pertambangan Indonesia ke pasar global lebih luas.
Baca juga: Isu PHK, Pemerintah: Pengusaha tambang jangan kurangi karyawan
Ia menjelaskan akan menjajaki melalui diplomasi kepada kedutaan besar Indonesia yang ada di negara-negara tersebut.
Kebutuhan dan perdagangan batu bara di pasar internasional pada t2020 diperkirakan mengalami penurunan karena pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari berkurangnya impor batu bara dari negara pengguna, antara lain Tiongkok yang melakukan penghentian sementara beberapa sektor industri, dan memprioritaskan penggunaan batu bara dalam negeri.
Selanjutnya, Korea Selatan yang permintaan listriknya turun, dan peningkatan unit pembangkit tenaga gas yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Realisasi produksi batu bara Mei capai 228 juta ton
India melakukan kebijakan lockdown pelabuhan 21 hari, sehingga lebih memprioritaskan penggunaan batu bara dalam negeri.
Permintaan ekspor Jepang juga turun karena electricity demand berkurang, peningkatan kebutuhan batu bara untuk menggantikan PLTN, sedangkan Eropa mulai beralih ke energi terbarukan
Impor batu bara tahun 2020 oleh negara-negara pengguna batu bara diperkirakan turun, demikian juga dengan volume ekspor batu bara Indonesia 2020 diperkirakan akan turun dibandingkan volume ekspor 2019, tetapi akan meningkat pada 2021 dan 2022 seiring pemulihan ekonomi global setelah berakhirnya pandemi COVID-19.
Volume ekspor periode Januari – Mei 2020 turun 10 persen dibandingkan realisasi ekspor pada periode yang sama 2019 yang mencapai 193,82 juta ton.
Nilai ekspor periode Januari – Mei 2020 turun 18 persen dibandingkan realisasi ekspor pada periode yang sama 2019 yang mencapai 9,46 miliar dolar AS.
“Beberapa tahun terus kami lakukan seperti pada Sri Lanka, Bangladesh, Brunei, dan Pakistan. Kami sedang mengupayakan pendekatan ‘G to G’ dalam negosiasi,” kata Sujatmiko dalam webinar yang diikuti Antara di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa dengan pendekatan G to G diharapkan akan memperkenalkan potensi-potensi pertambangan Indonesia ke pasar global lebih luas.
Baca juga: Isu PHK, Pemerintah: Pengusaha tambang jangan kurangi karyawan
Ia menjelaskan akan menjajaki melalui diplomasi kepada kedutaan besar Indonesia yang ada di negara-negara tersebut.
Kebutuhan dan perdagangan batu bara di pasar internasional pada t2020 diperkirakan mengalami penurunan karena pandemi COVID-19. Hal ini terlihat dari berkurangnya impor batu bara dari negara pengguna, antara lain Tiongkok yang melakukan penghentian sementara beberapa sektor industri, dan memprioritaskan penggunaan batu bara dalam negeri.
Selanjutnya, Korea Selatan yang permintaan listriknya turun, dan peningkatan unit pembangkit tenaga gas yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Realisasi produksi batu bara Mei capai 228 juta ton
India melakukan kebijakan lockdown pelabuhan 21 hari, sehingga lebih memprioritaskan penggunaan batu bara dalam negeri.
Permintaan ekspor Jepang juga turun karena electricity demand berkurang, peningkatan kebutuhan batu bara untuk menggantikan PLTN, sedangkan Eropa mulai beralih ke energi terbarukan
Impor batu bara tahun 2020 oleh negara-negara pengguna batu bara diperkirakan turun, demikian juga dengan volume ekspor batu bara Indonesia 2020 diperkirakan akan turun dibandingkan volume ekspor 2019, tetapi akan meningkat pada 2021 dan 2022 seiring pemulihan ekonomi global setelah berakhirnya pandemi COVID-19.
Volume ekspor periode Januari – Mei 2020 turun 10 persen dibandingkan realisasi ekspor pada periode yang sama 2019 yang mencapai 193,82 juta ton.
Nilai ekspor periode Januari – Mei 2020 turun 18 persen dibandingkan realisasi ekspor pada periode yang sama 2019 yang mencapai 9,46 miliar dolar AS.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: