Kanada optimis peluang FTA dengan ASEAN terus terbuka
29 Juni 2020 19:11 WIB
Duta Besar Kanada untuk ASEAN Diedrah Kelly (kiri) dan Wakil Sekretaris Jenderal (DSG) ASEAN untuk Komunitas Sosial dan Kebudayaan ASEAN Kung Phoak (kanan) berpose di depan lukisan para pendiri ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin (29/6/2020). (ANTARA/Genta Tenri Mawangi)
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kanada di Jakarta, Senin, menyampaikan pihaknya optimis pembahasan mengenai peluang kerja sama pasar bebas (free trade agreement/FTA) dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN) akan terus berlanjut.
"Kami, tentu saja, akan melakukan apapun yang bisa dikerjakan untuk membahas beberapa area kerja sama yang mungkin cukup baru dalam kerja sama dagang, misalnya terkait isu lingkungan dan pendekatan gender," kata Duta Besar Kanada untuk ASEAN, Diedrah Kelly, kepada ANTARA saat ditemui di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Menurut dia, pembahasan lebih lanjut perlu dilakukan oleh dua pihak demi menyamakan pemahaman mengenai beberapa isu dan area yang jadi sasaran kerja sama.
"Saya kira, kami sangat terbuka untuk membahas kemungkinan-kemungkinan yang ada, dan saya pikir hasil diskusi itu akan meningkatkan pemahaman mengenai masing-masing pihak," terang Kelly.
"Saya pribadi optimis," ujar dia merujuk pada kemungkinan kerja sama pasar bebas ASEAN dan Kanada.
ASEAN dan Kanada pada tahun lalu merampungkan pembahasan mengenai peluang kerja sama pasar bebas (exploratory discussion) dan hasilnya diumumkan pada pertemuan konsultasi menteri ekonomi ASEAN (AEM) dan Kanada di Bangkok, Thailand pada 10 September 2019.
Usulan membahas peluang kerja sama pasar bebas antara Kanada dan ASEAN pertama kali diumumkan pada 2017, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan tatap muka pertama pada 2018 di Singapura. Penjajakan itu kembali berlanjut lewat pertemuan tatap muka kedua di Laos pada April 2019.
Menurut Kelly, penguatan kerja sama dagang dengan pihak lain semakin relevan selama pandemi COVID-19. Kerja sama dagang dan ekonomi memungkinkan rantai persediaan barang, logistik, dan jasa dunia (global supply chain) tetap terbuka di tengah pandemi.
"Situasi saat ini menunjukkan kepada kita pentingnya mendorong internasionalisasi, pentingnya membangun lebih banyak kerja sama ekonomi dan dagang daripada menutup diri dan menimbun sumber daya yang kita punya," terang Dubes Kelly.
Sependapat dengan Kelly, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN bidang Sosial dan Budaya, Kung Phoak, menyampaikan pandemi tidak hanya dapat menyebabkan krisis kesehatan, tetapi juga krisis ekonomi dan keamanan. Oleh karena itu, kerja sama yang lebih menyeluruh perlu dibentuk.
Walaupun demikian, Phoak tidak dapat menanggapi lebih lanjut mengenai peluang kerja sama pasar bebas karena isu itu bukan bagian dari kewenangannya.
Baca juga: Kanada salurkan 90.000 masker bedah senilai Rp47,3 M ke ASEAN
Baca juga: Indonesia berpeluang pasok hidangan laut ke Kanada saat COVID-19
Baca juga: AS perpanjang pembatasan perjalanan tidak penting dengan Kanada
"Kami, tentu saja, akan melakukan apapun yang bisa dikerjakan untuk membahas beberapa area kerja sama yang mungkin cukup baru dalam kerja sama dagang, misalnya terkait isu lingkungan dan pendekatan gender," kata Duta Besar Kanada untuk ASEAN, Diedrah Kelly, kepada ANTARA saat ditemui di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Menurut dia, pembahasan lebih lanjut perlu dilakukan oleh dua pihak demi menyamakan pemahaman mengenai beberapa isu dan area yang jadi sasaran kerja sama.
"Saya kira, kami sangat terbuka untuk membahas kemungkinan-kemungkinan yang ada, dan saya pikir hasil diskusi itu akan meningkatkan pemahaman mengenai masing-masing pihak," terang Kelly.
"Saya pribadi optimis," ujar dia merujuk pada kemungkinan kerja sama pasar bebas ASEAN dan Kanada.
ASEAN dan Kanada pada tahun lalu merampungkan pembahasan mengenai peluang kerja sama pasar bebas (exploratory discussion) dan hasilnya diumumkan pada pertemuan konsultasi menteri ekonomi ASEAN (AEM) dan Kanada di Bangkok, Thailand pada 10 September 2019.
Usulan membahas peluang kerja sama pasar bebas antara Kanada dan ASEAN pertama kali diumumkan pada 2017, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan tatap muka pertama pada 2018 di Singapura. Penjajakan itu kembali berlanjut lewat pertemuan tatap muka kedua di Laos pada April 2019.
Menurut Kelly, penguatan kerja sama dagang dengan pihak lain semakin relevan selama pandemi COVID-19. Kerja sama dagang dan ekonomi memungkinkan rantai persediaan barang, logistik, dan jasa dunia (global supply chain) tetap terbuka di tengah pandemi.
"Situasi saat ini menunjukkan kepada kita pentingnya mendorong internasionalisasi, pentingnya membangun lebih banyak kerja sama ekonomi dan dagang daripada menutup diri dan menimbun sumber daya yang kita punya," terang Dubes Kelly.
Sependapat dengan Kelly, Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN bidang Sosial dan Budaya, Kung Phoak, menyampaikan pandemi tidak hanya dapat menyebabkan krisis kesehatan, tetapi juga krisis ekonomi dan keamanan. Oleh karena itu, kerja sama yang lebih menyeluruh perlu dibentuk.
Walaupun demikian, Phoak tidak dapat menanggapi lebih lanjut mengenai peluang kerja sama pasar bebas karena isu itu bukan bagian dari kewenangannya.
Baca juga: Kanada salurkan 90.000 masker bedah senilai Rp47,3 M ke ASEAN
Baca juga: Indonesia berpeluang pasok hidangan laut ke Kanada saat COVID-19
Baca juga: AS perpanjang pembatasan perjalanan tidak penting dengan Kanada
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020
Tags: