Semarang (ANTARA News) - Setelah batik mendapat pengakuan dari Unesco (Badan PBB yang membidangi Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan) sebagai warisan budaya asli Indonesia, kali ini giliran alat musik angklung didaftarkan ke badan PBB tersebut.

"Pendaftarannya (angklung, red.) telah dilakukan pada 26 Agustus lalu, dan saat ini masih menunggu tahap verifikasi," kata Legal Consultant Saung Angklung Udjo, Deni Danurwenda di sela road show Clinic Angklung Resital 2009 di Semarang, Rabu.

Menurut dia, pengukuhan angklung oleh Unesco sangat diperlukan, untuk membuktikan bahwa angklung sangat berperan terhadap kelangsungan hidup suku bangsa di Indonesia, terutama Jawa Barat sehingga harus dilestarikan.

"Kami masih menunggu proses verifikasi hingga tahun depan, apabila lolos maka Unesco akan mengeluarkan sertifikat yang mengakui bahwa angklung adalah warisan budaya asli bangsa Indonesia, menyusul batik yang sudah dikukuhkan sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan, kelangsungan kesenian dan kebudayaan Jabar yang didominasi oleh alat yang berbahan dasar bambu saat ini tengah dihadapkan pada percepatan dunia industri, sehingga membutuhkan inovasi dan kreativitas.

"Sepanjang tahun 2008, angklung juga menjadi alat promosi budaya dengan berbagai inovasi yang dilakukan dalam seni pertunjukan," katanya.

Karena itu, kata dia, angklung menjadi alat yang memiliki kekuatan diplomasi budaya dan alat komunikasi non-verbal lintas sektoral yang sangat efektif.

Sementara itu, berkaitan dengan adanya Angklung Resital 2009, Asisten Vice President Micro Business District Centre PT. Bank Mandiri Jateng dan DIY, M. Suhaemi mengatakan, sebagai pihak pendukung acara tersebut mengharapkan generasi muda akan kembali melirik kesenian tradisional.

"Rasa cinta dan bangga terhadap seni dan tradisi lokal yang dimiliki harus terus disegarkan dan dikembangkan," katanya.

Ia mengatakan, bermain musik menggunakan alat yang terbuat dari bambu, terutama angklung sama dengan bermain alat musik lain yang mengandalkan kepekaan perasaan.

"Bermain musik dengan menggunakan kepekaan perasaan dapat menumbuhkan solidaritas yang menciptakan harmoni yang memengaruhi berbagai hal, termasuk dalam kehidupan manusia sehingga perlu ditanamkan di kalangan generasi muda," katanya.

Acara Angklung Resital 2009 akan berlangsung di Saung Angklung Udjo, Bandung pada 19-21 Oktober 2009, namun sebelumnya pihak panitia menggelar road show Clinic Angklung Resital ke berbagai kota, termasuk Semarang.

Selain itu, pihak panitia juga akan menyelenggarakan lomba angklung tingkat SD, SMP, dan SMA yang ditutup saat puncak acara berupa Malam Penganugerahan Karya pada 24 Oktober mendatang di Saung Angklung Udjo, Bandung.(*)