London (ANTARA News/AFP) - Dolar merosot ke terendah 14-bulan terhadap euro pada Rabu waktu setempat, mendorong harga emas ke rekor tinggi dan minyak mentah berjangka di atas 75 dolar untuk pertama kalinya dalam setahun.
Euro mencapai 1,49 dolar -- titik tertinggi sejak Agustus 2008 -- di tengah meningkatnya selera untuk mata uang yang dilihat sebagai lebih berisiko tapi menghasilkan lebih tinggi daripada dolar dan prospek tingkat suku bunga super-rendah AS dalam menghadapi kenaikan kepercayaan ekonomi, kata para analis.
Dalam perdagangan pagi London, mata uang tunggal Eropa melompat setinggi 1,4920 dolar, yang terakhir terlihat pada Agustus 2008.
Pada akhir transaksi, euro berdiri di 1,4898 dolar, naik dari 1,4852 dolar di New York pada akhir Selasa.
Dolar jatuh ke Y 89,44 dari 89,67 pada Selasa.
"Saya kira 1,50 dolar adalah target berikutnya (untuk Euro) dan kami akan mungkin melihatnya segera," kata analis GFT Global Markets David Morrison.
Dia menambahkan bahwa pedagang juga percaya bahwa Federal Reserve AS akan terus mempertahankan suku bunga AS mendekati nol untuk masa yang akan datang, karena berusaha untuk mendapatkan ekonomi AS kembali ke jalurnya.
"Investor terfokus pada keyakinan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunganya tak berubah selama waktu yang lama lagi," kata Morrison.
"Juga, apa pun Fed dan Departemen Keuangan Amerika Serikat mengatakan, pasar percaya bahwa pemerintah Amerika senang melihat dolar melemah. Mereka hanya ingin memastikan melakukannya secara bertahap."
Morrison mengatakan pemerintah AS mendukung dolar yang lemah karena mengurangi nilai utang negara dan membuat eksportir AS lebih kompetitif.
Dolar jatuh tajam sementara mengirimkan harga minyak mentah yang diperdagangkan di New York mencapai 75,40 dolar per barel - tingkat tertinggi sejak 21 Oktober 2008.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November nanti berdiri di 74,75 dolar, naik 70 sen. Minyak mentah Brent North Sea untuk November maju 32 sen menjadi 72,72 dolar per barel di London pada Rabu.
"Harga minyak terus meningkat sementara dolar jatuh ke 14-bulan rendah," analis di konsultan energi JBC mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien.
Sebuah unit AS berjuang meningkatkan permintaan terhadap komoditas berdenominasi dolar seperti minyak ketika mereka menjadi lebih murah bagi pembeli asing yang memegang mata uang kuat.
"Kami memperkirakan penurunan lebih lanjut mata uang AS selama dua minggu," kata Dariusz Kowalczyk, kepala strategi investasi keuangan SJS Markets, perusahaan jasa di Hong Kong.
Perkiraan bahwa dolar akan terus merana terhadap euro dan mata uang utama lainnya akan terus meningkatkan pasar minyak mentah, kata para analis.
Investor telah berusaha untuk melindungi diri mereka terhadap kejatuhan dolar oleh pembeli aset lain seperti emas, yang harganya pada hari Rabu melompat ke rekor puncak di atas 1.070 dolar per ounce di London Bullion Market.
"Investasi terus mengalir ke harga komoditas," kata James Moore, analis pada situs spesialis thebulliondesk.com.
Akhir perdagangan di London Rabu, euro berpindah tangan pada 1,4898 dolar terhadap 1,4852 dolar akhir Selasa, pada 133,24 yen(133,22), 0,9330 pound (0,9326) dan 1,5162 franc Swiss (1,5174).
Dolar berdiri di 89,44 (89,67) yen dan 1.0177 franc Swiss (1,0214). Pound berada pada 1,5967 dolar (1,5925).
Di London Bullion Market, harga emas turun kembali dari rekor tertinggi ditutup pada 1.059,50 dolar per ons dari 1.070,80 dolar per ons pada hari Selasa. (*)
Dolar Merosot Picu Harga Komoditas Naik
15 Oktober 2009 01:27 WIB
Mata uang Dolar AS/ilustrasi. (ANTARA/Grafis)@
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: