Tegal (ANTARA news) - Para pejabat di Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal, Jawa Tengah, harus menjalani tes urine untuk mencegah mereka menjadi konsumen narkoba.

"Tes urine pejabat harus dilakukan secara menyeluruh, sehingga sifatnya tidak mengambil sampel saja, hal ini guna mencegah mereka mengonsumsi narkoba," kata Wakil Wali Kota Tegal, Habib Ali Zaenal Abidin, di Tegal, Selasa.

Ia mengatakan, target tes urine ini sekitar 350 orang baik kalangan pejabat maupun pelajar.

Waktu yang pasti untuk pelaksanaan program itu, katanya, sebagai rahasia.

Namun, katanya, tes urine bagi pelajar dilakukan petugas dengan pengambilan sampel di beberapa sekolah.

Penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar Indonesia mengalami peningkatan dari sekitar 1,7 persen dari total penduduk sekitar 232 juta jiwa pada 2004 menjadi 1,99 persen pada 2008 atau sekitar tiga juta orang.

Pemkot Tegal mengalokasikan anggaran 2009 sekitar Rp50 juta sebagai dana hibah kepada Badan Narkotika Kota Tegal untuk program pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba.

Ia mengatakan, berbagai upaya lain juga dilakukan pemkot setempat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.

"Tidak hanya tes urine, tapi kami juga akan kegiatan lain seperti sosialisasi pencegahan narkoba," katanya.

Kota Tegal, katanya, sebagai wilayah strategis dan rawan sebagai tempat peredaran dan pemakaian narkoba.

Ia mengatakan, pemkot setempat bisa saja menambah alokasi dana hibah untuk upaya mencegah penyalahgunaan narkoba pada masa mendatang.

"Untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba, pemkot bisa saja meningkatkan bantuan hibah dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta," katanya.(*)