KCI pelajari usulan Gubernur Jabar tambah kapasitas penumpang KRL
27 Juni 2020 15:45 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bertanya kepada salah seorang penumpang KRL yang menjalani rapid test saat meninjau pelaksanaan rapid test di Stasiun Bogor, Jumat (26/6/2020). ANTARA/Riza Harahap/am/.
Bogor (ANTARA) - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mempelajari usulan Gubernur Jawa Barat untuk menambah kapasitas penumpang kereta commuterline atau kereta rel listrik (KRL), guna mengatasi penumpukan calon penumpang KRL di Stasiun Bogor yang akan berangkat kerja ke Jakarta.
"Adanya usulan dari Gubernur Jawa Barat kami pertimbangkan sebagai masukan," kata Vice President Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, di Kota Bogor, Sabtu.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat, saat meninjau pelaksanaan rapid test di Stasiun Bogor, Jumat (26/6), mengatakan, GTPP Covid-19 Jawa Barat akan terus melakukan rapid test secara konsisten di empat lokasi, yakni pasar tradisonal, terminal bus, stasiun kereta, dan lokasi wisata, untuk memetakan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil menambahkan, di stasiun, terutama Stasiun Bogor, ada persoalan yakni karena adanya pembatasan jumlah penumpang KRL untuk menjaga kesehatan dan antisipasi penyebaran COVID-19, sehingga terjadi penumpukan calon penumpang di Stasiun Bogor.
"Sudah dibantu dengan bus bantuan dari DKI Jakarta dan Kota Bogor, tapi belum cukup," katanya.
Baca juga: Delapan orang reaktif dari hasil tes cepat COVID-19 di Stasiun Bogor
Baca juga: Penumpang KRL antusiasme jalani rapid test di Stasiun Bogor
Karena itu, kata Emil, sasaran lainnya dari pelaksanaan rapid test di Stasiun Bogor ini, untuk mencari solusi terhadap banyaknya penumpang KRL yang harus mengantri sangat panjang di Stasiun Bogor pada pagi hari, terutama hari Senin.
Menurut dia, dari hasil rapid test ini akan diketahui apakah pada penumpang KRL masih ada yang terpapar COVID-19 atau semuanya sehat. "Kalau dari hasil rapid test ini, hasilnya semuanya negatif maka akan diusulkan kepada PT KCI untuk dapat menambah kapasitas penumpang KRL," katanya.
Menurut Anne, usulan dari Gubernur Jawa Barat itu menjadi masukan bagi PT KCI. Setelah melakukan rapid test dan ada hasilnya, kata dia, tentunya Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menindaklanjutinya yakni berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta maupun Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan.
"Kalau sudah ada keputusan dari Pemerintah Pusat terkait dengan usulan Gubernur Jawa Barat itu, PT KCI sebagai operator tentu akan akan menjalankannya," katanya.
Kalau sudah menjadi keputusan, kata dia, tentunya PT KCI akan mengingatkan penumpang KRL untuk lebih ketat menerapkan protokol kesehatan, seperti masker, baju lengan panjang, sering mencuci tangan sabun, dan tidak bicara di dalam gerbong kereta.
Baca juga: "Rapid test" di Stasiun Bogor-Bojong Gede temukan 15 orang reaktif
Baca juga: Rapid test di Stasiun MRT Blok M, BIN gunakan helm deteksi suhu tubuh
"Adanya usulan dari Gubernur Jawa Barat kami pertimbangkan sebagai masukan," kata Vice President Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, di Kota Bogor, Sabtu.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Jawa Barat, saat meninjau pelaksanaan rapid test di Stasiun Bogor, Jumat (26/6), mengatakan, GTPP Covid-19 Jawa Barat akan terus melakukan rapid test secara konsisten di empat lokasi, yakni pasar tradisonal, terminal bus, stasiun kereta, dan lokasi wisata, untuk memetakan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil menambahkan, di stasiun, terutama Stasiun Bogor, ada persoalan yakni karena adanya pembatasan jumlah penumpang KRL untuk menjaga kesehatan dan antisipasi penyebaran COVID-19, sehingga terjadi penumpukan calon penumpang di Stasiun Bogor.
"Sudah dibantu dengan bus bantuan dari DKI Jakarta dan Kota Bogor, tapi belum cukup," katanya.
Baca juga: Delapan orang reaktif dari hasil tes cepat COVID-19 di Stasiun Bogor
Baca juga: Penumpang KRL antusiasme jalani rapid test di Stasiun Bogor
Karena itu, kata Emil, sasaran lainnya dari pelaksanaan rapid test di Stasiun Bogor ini, untuk mencari solusi terhadap banyaknya penumpang KRL yang harus mengantri sangat panjang di Stasiun Bogor pada pagi hari, terutama hari Senin.
Menurut dia, dari hasil rapid test ini akan diketahui apakah pada penumpang KRL masih ada yang terpapar COVID-19 atau semuanya sehat. "Kalau dari hasil rapid test ini, hasilnya semuanya negatif maka akan diusulkan kepada PT KCI untuk dapat menambah kapasitas penumpang KRL," katanya.
Menurut Anne, usulan dari Gubernur Jawa Barat itu menjadi masukan bagi PT KCI. Setelah melakukan rapid test dan ada hasilnya, kata dia, tentunya Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menindaklanjutinya yakni berkoordinasi dengan Gubernur DKI Jakarta maupun Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan.
"Kalau sudah ada keputusan dari Pemerintah Pusat terkait dengan usulan Gubernur Jawa Barat itu, PT KCI sebagai operator tentu akan akan menjalankannya," katanya.
Kalau sudah menjadi keputusan, kata dia, tentunya PT KCI akan mengingatkan penumpang KRL untuk lebih ketat menerapkan protokol kesehatan, seperti masker, baju lengan panjang, sering mencuci tangan sabun, dan tidak bicara di dalam gerbong kereta.
Baca juga: "Rapid test" di Stasiun Bogor-Bojong Gede temukan 15 orang reaktif
Baca juga: Rapid test di Stasiun MRT Blok M, BIN gunakan helm deteksi suhu tubuh
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: