GMF akan Bangun Hanggar Baru
13 Oktober 2009 12:51 WIB
Sejumlah petugas memeriksa pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia, di hanggar Garuda Maintenance Facilities (GMF), Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten/ilustrasi. (ANTARA/Ismar Patrizki)@
Jakarta (ANTARA News) - PT GMF AeroAsia, anak perusahaan PT Garuda Indonesia di bidang perawatan pesawat, akan membangun satu hanggar lagi dalam dua tahun mendatang.
"Investasinya diperkirakan mencapai 50 juta dolar AS," kata Dirut PT GMF AeroAsia, Richard Budihadianto kepada pers di sela Seminar "Cultivating Safety Culture Through the Implementation of SMS" di Jakarta, Selasa.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) sejak 1 Januari 2009 mewajibkan penerapan Safety Management System (SMS) kepada seluruh perusahaan penerbangan dan perawatan pesawat.
Seminar itu sendiri hasil kerja sama PT GMF AeroAsia dengan FAA. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah tenaga ahli FAA sebagai nara sumber, termasuk acting assisten manager sis-ifo FAA Amerika Serikat, Catherine Vanasche.
Menurut Richard, satu hanggar ini diperuntukkan untuk tempat perawatan (line) pesawat berbadan sempit 16 line dan dua line untuk berbadan lebar (wide body).
"Ekspansi ini memang masih di tengah suasana krisis, tetapi pasar perawatan pesawat dalam lima tahun ke depan akan positif kembali," katanya.
Kapitalisasi pasar perawatan pesawat di tanah air sendiri saat ini mencapai 750 juta dolar AS per tahun dan perawatan pesawat Indonesia baru mampu menyerap 30 persen. "Selebihnya sekitar 70 persen masih dirawat di luar negeri," katanya.
Sementara itu, pangsa pasar PT GMF sendiri di Indonesia sudah mencapai 70 persen dan regional baru 10 persen.
Sementara itu dalam lima tahun ke depan, pada kawasan regional, kapitalisasi pasar perawatan pesawat akan tumbuh 3-8 persen per tahun.
Untuk itu, dia bertekad, PT GMF selaku, pemain terbesar di Indonesia harus mampu meraih peluang itu.
"Kita yakin apa yang dilakukan GMF tetap lebih kompetitif karena dibanding merawat di luar akan menghemat sekitar 30 persen dari sisi biaya," katanya.
Jika satu hanggar itu selesai dalam dua tahun ke depan, maka PT GMF akan total memiliki empat hanggar.
Disinggung soal pendanaan investasi itu, Richard mengaku opsinya banyak yakni mulai dari dana internal hingga pinjaman ke pihak ketiga. "Yang jelas, para pemegang saham GMF setuju dengan ekspansi ini," katanya. (*)
"Investasinya diperkirakan mencapai 50 juta dolar AS," kata Dirut PT GMF AeroAsia, Richard Budihadianto kepada pers di sela Seminar "Cultivating Safety Culture Through the Implementation of SMS" di Jakarta, Selasa.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) sejak 1 Januari 2009 mewajibkan penerapan Safety Management System (SMS) kepada seluruh perusahaan penerbangan dan perawatan pesawat.
Seminar itu sendiri hasil kerja sama PT GMF AeroAsia dengan FAA. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah tenaga ahli FAA sebagai nara sumber, termasuk acting assisten manager sis-ifo FAA Amerika Serikat, Catherine Vanasche.
Menurut Richard, satu hanggar ini diperuntukkan untuk tempat perawatan (line) pesawat berbadan sempit 16 line dan dua line untuk berbadan lebar (wide body).
"Ekspansi ini memang masih di tengah suasana krisis, tetapi pasar perawatan pesawat dalam lima tahun ke depan akan positif kembali," katanya.
Kapitalisasi pasar perawatan pesawat di tanah air sendiri saat ini mencapai 750 juta dolar AS per tahun dan perawatan pesawat Indonesia baru mampu menyerap 30 persen. "Selebihnya sekitar 70 persen masih dirawat di luar negeri," katanya.
Sementara itu, pangsa pasar PT GMF sendiri di Indonesia sudah mencapai 70 persen dan regional baru 10 persen.
Sementara itu dalam lima tahun ke depan, pada kawasan regional, kapitalisasi pasar perawatan pesawat akan tumbuh 3-8 persen per tahun.
Untuk itu, dia bertekad, PT GMF selaku, pemain terbesar di Indonesia harus mampu meraih peluang itu.
"Kita yakin apa yang dilakukan GMF tetap lebih kompetitif karena dibanding merawat di luar akan menghemat sekitar 30 persen dari sisi biaya," katanya.
Jika satu hanggar itu selesai dalam dua tahun ke depan, maka PT GMF akan total memiliki empat hanggar.
Disinggung soal pendanaan investasi itu, Richard mengaku opsinya banyak yakni mulai dari dana internal hingga pinjaman ke pihak ketiga. "Yang jelas, para pemegang saham GMF setuju dengan ekspansi ini," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009
Tags: