Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Seosatyo mengajak kalangan pemuda khususnya para anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mengambil peran sebagai generator dan dinamisator pembangunan.

"Melihat berbagai tantangan dan akibat yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19, saya mendorong kader HMI dapat mengambil peran sebagai generator dan dinamisator pembangunan," kata Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Hal itu dikatakan Bamsoet saat menyampaikan orasi kebangsaan pada pelantikan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (PB HMI MPO) periode 2020-2022, yang dilakukan secara virtual, di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Bamsoet: Pemuda harus berintegritas tinggi

Dia mengatakan organisasi HMI-MPO harus senantiasa menyiapkan kader tangguh yang bisa menjadi "nakhoda" maupun awak kapal yang bisa saling bekerja sama membawa bahtera selamat dari berbagai badai yang menghantam.

Menurut dia, bahtera hanya akan mampu bertahan apabila seluruh awak turut serta bahu membahu bekerja sama menyelamatkan bahtera.

"Apalagi, penumpang bahtera adalah pemuda yang berlabel mahasiswa. Ke depan, akan banyak dinamika, tantangan, dan liku-liku perjuangan dalam menjalankan organisasi, kalian harus menyiapkan diri sejak sekarang," ujarnya.

Dia mengingatkan bahwa tantangan dunia ke depan pada saat dan pasca-pandemi COVID-19 sangat berat misalnya Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global akan terkontraksi hingga minus 4,9 persen, lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar minus 3 persen.

Baca juga: MPR minta pemerintah siapkan program deradikalisasi anak WNI eks-ISIS

Menurut dia, Bank Dunia juga memperkirakan produk domestik global dunia akan terkoreksi menjadi minus 5,2 persen pada tahun 2020.

"Para ahli ekonomi juga memperkirakan setengah lapangan pekerjaan di dunia akan hilang dan tidak akan kembali lagi. Dunia Industri akan berubah total. Kita akan semakin individualistik dan lebih cepat masuk ke dalam era teknologi, digitalisasi, dan robotik. Dunia tak akan sama seperti dahulu karena itu kita pun harus bersiap diri melakukan perubahan," katanya.

Dia memaparkan pada kuartal pertama tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia meskipun tidak tinggi tetapi juga tidak buruk, yaitu sekitar 2,97 persen, masih lebih baik bila dibandingkan dengan negara-negara lain, misalnya Malaysia 0,7 persen, Singapura minus 0,7 persen, Thailand minus 1,8 persen, Tiongkok minus 6,8 persen, Jepang minus 2,2 persen, Inggris minus 2 persen, dan Jerman minus 2,2 persen.

Baca juga: Ketua MPR dorong perempuan muda Indonesia aktif berorganisasi

Namun, menurut dia, pada kuartal kedua diprediksi pertumbuhan ekonomi nasional akan terkoreksi menjadi minus 3,8 persen dan dengan melemahnya daya beli dunia, otomatis nilai ekspor Indonesia juga menurun.

"Melemahnya produksi juga berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran. Diprediksi hingga tahun 2021, tingkat pengangguran terbuka berpotensi naik mencapai 10,7 juta sampai 12,7 juta orang," ujarnya.