Balikpapan (ANTARA News) - Sebanyak 496 orang atau 30 persen calon jamaah haji asal Balikpapan memiliki penyakit dengan risiko tinggi.

"Para jamaah haji yang masuk dalam penyakit resti tersebut, sudah tercatat dalam surat keterangan kesehatan yang akan dibawa menunaikan ibadah haji masing-masing jamaah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Dyah Muryani di Balikpapan, Senin.

Pemberian tanda untuk calon jamaah haji yang memiliki penyakit dengan resti diharapkan memudahkan petugas kesehatan dalam penangganan bila terjadi sesuatu.

Penyakit yang memiliki resti dari para jamaah haji tersebt adalah hypertensi, diabetes melitus dan ada juga yang tubercolosis paru, namun tidak terlalu membahayakan, katanya.

"Meskipun ada calon jamaah haji masuk dalam daftar resti, mereka tetap boleh berangkat dan harus membawa obat, kalau bisa yang sudah tua memiliki pendamping," kata Dyah, menambahkan.

Diharapkannya pula, bila tidak memiliki pendamping, sebaiknya mereka yang satu kelompok terbang (kloter) atau regu dengan calon haji yang memiliki penyakit resti untuk saling memperhatikan.

Dyah jelaskan, bahwa untuk satu kloter akan didampingi satu dokter dan dua paramedis dari DKK ditambah satu dokter lagi dari Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

Sementara itu, dari 496 calon jamaah haji Balikpapan yang belum memperoleh suntikan meningitis sebanyak enam orang dan mereka yang belum disuntik tersebut lantaran masih di luar kota, kata Kepala DKK.

"Keuntungan mereka yang disuntik meningitis, agar tidak tertular radang selaput otak dan bila terkena flu dapat segera sembuh," kata Dyah.

Dijelaskannya bahwa suntikan vaksin meningitis mampu memberikan kekebalan dari radang selaput otak selama dua tahun dan kebal terhadap flu selama satu tahun.

Disampaikan pula oleh Dyah, agar para calon jamaah haji harus terus memperhatikan kesehatan dan makan dengan teratur serta jangan minum es.
(*)