Longsor di Palopo dua rumah amblas dan jalan Palopo-Rantepao terputus
26 Juni 2020 18:42 WIB
Tangkapan layar suasana saat terjadi tanah longsor di kilometer 24, jalan poros Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan. ANTARA/HO-Aspri
Makassar (ANTARA) - Bencana tanah longsor terjadi di kilometer 24 Jalan poros Palopo-Rantepao Toraja tepatnya di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat, Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan mengakibatkan dua rumah amblas dan jalan terputus.
"Ada rumah hilang (amblas) saat kejadian. Jalan poros Palopo-Rantepao Toraja juga ikut terputus akibat tanah longsor itu" ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Sulsel, Endro Yudo Walyono saat dihubungi, Jumat.
Sejauh ini, tambah Endro, tim BPBD masih melakukan pendataan, serta melakukan assesment di lokasi kejadian, dan belum diketahui adanya korban jiwa dalam peristiwa itu.
"Saat ini tim sudah bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan pertolongan. Paling pokok adalah pertolongan pertama, yang terpenting jiwa dulu diselamatkan," ucapnya menambahkan.
Baca juga: PMI mobilisasi relawan bantu penanganan longsor dan banjir di Sulsel
Baca juga: Hujan deras picu longsor jalan perbatasan Malino-Sinjai Sulsel
Kejadian bencana tanah longsor tersebut, pada Jumat 26 Juni 2020, sekitar pukul 16.46 WITA. Analisis sementara, bencana itu akibat curah hujan yang terus menerus sejak beberapa hari sehingga mengakibatkan keadaan tanah kurang stabil.
Tidak hanya itu, pekan lalu, juga terjadi tanah longsor di lokasi yang sama, namun tidak seberat yang terjadi pada hari ini yang sampai menimpa rumah warga. Dugaan tanah yang berada di perbukitan itu tidak mampu menahan laju air hingga terjadi longsor.
"Ada rumah hilang dan longsor itu juga berdampak pada rumah di sebelah kiri kanannya. Kemungkinan tanah yang berada di pegunungan itu terlalu berat menahan hingga terjadi longsor," sebutnya.
Baca juga: Longsor landa Enrekang-Sulsel akibat intensitas hujan tinggi
Baca juga: Gubernur tegaskan pentingnya program konservasi hutan
Baca juga: Bantu bencana longsor Trans Sulawesi, Brimob terjunkan tim SAR
"Ada rumah hilang (amblas) saat kejadian. Jalan poros Palopo-Rantepao Toraja juga ikut terputus akibat tanah longsor itu" ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Sulsel, Endro Yudo Walyono saat dihubungi, Jumat.
Sejauh ini, tambah Endro, tim BPBD masih melakukan pendataan, serta melakukan assesment di lokasi kejadian, dan belum diketahui adanya korban jiwa dalam peristiwa itu.
"Saat ini tim sudah bergerak ke lokasi kejadian untuk melakukan pertolongan. Paling pokok adalah pertolongan pertama, yang terpenting jiwa dulu diselamatkan," ucapnya menambahkan.
Baca juga: PMI mobilisasi relawan bantu penanganan longsor dan banjir di Sulsel
Baca juga: Hujan deras picu longsor jalan perbatasan Malino-Sinjai Sulsel
Kejadian bencana tanah longsor tersebut, pada Jumat 26 Juni 2020, sekitar pukul 16.46 WITA. Analisis sementara, bencana itu akibat curah hujan yang terus menerus sejak beberapa hari sehingga mengakibatkan keadaan tanah kurang stabil.
Tidak hanya itu, pekan lalu, juga terjadi tanah longsor di lokasi yang sama, namun tidak seberat yang terjadi pada hari ini yang sampai menimpa rumah warga. Dugaan tanah yang berada di perbukitan itu tidak mampu menahan laju air hingga terjadi longsor.
"Ada rumah hilang dan longsor itu juga berdampak pada rumah di sebelah kiri kanannya. Kemungkinan tanah yang berada di pegunungan itu terlalu berat menahan hingga terjadi longsor," sebutnya.
Baca juga: Longsor landa Enrekang-Sulsel akibat intensitas hujan tinggi
Baca juga: Gubernur tegaskan pentingnya program konservasi hutan
Baca juga: Bantu bencana longsor Trans Sulawesi, Brimob terjunkan tim SAR
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: