Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan Asia, Senin, diperkuat oleh laporan perkiraan naiknya permintaan minyak mentah, yang menjadi indikator pemulihan ekonomi, kata kalangan analis.

Kontrak utama minyak jenis "light sweet crude" di New York untuk pengiriman November naik 47 sen menjadi 72,24 dolar AS per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sementara itu, harga minyak Laut Utara Brent untuk pengiriman November juga naik 43 sen menjadi 70,43 dolar.

Harga minyak mentah terdongkrak oleh laporan Badan Energi Internasional (IEA) yang, Jumat, mengatakan permintaan dunia diperkirakan meningkat pada akhir tahun dan pada 2010 perekonomian dunia pulih dari keterpurukan, kata kalangan analis.

"Laporan IEA dengan cepat mengubah perkiraan permintaan minyak untuk 2010 dan selanjutnya, jadi itu menambah naiknya suasana hati," kata Victor Shum, prinsipal senior di konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

Meski diperkirakan menimbulkan optimisme pada permintaan, namun IEA dalam laporannya memperingatkan bahwa harga minyak tidak banyak naik.

Permintaan anjlok di tengah kemerosotan keuangan terburuk sejak masa depresi besar, dengan harga minyak jatuh dari puncak tertingi lebih dari 147 dolar pada Juli 2008 menjadi 32 dolar pada Desember, meski sejak itu harapan adanya pemulihan telah kembali.

Meski level depresi juga mengalami pembalikan, permintaan minyak pada 2010, bahkan setelah harapan adanya "pemulihan kembali" akan masih di bawah level 2008, kata IEA dalam laporan bulanannya.

Lembaga itu merevisi kenaikan perkiraan permintaan minyak dunia pada tahun ini dengan volume moderat sekitar 200.000 barel per hari dan untuk tahun depan 350.000 barel per hari.(*)