Gatot: Kompetisi olahraga dapat disetop jika ada yang positif COVID-19
25 Juni 2020 21:53 WIB
Foto ilustrasi: Pesepak bola Persija Jakarta Marko Simic (kanan) berebut bola di udara dengan pesepak bola Bhayangkara FC Lee Wonjae pada pertandingan Liga 1 2020 di Stadion PTIK, Jakarta, Sabtu (14/3/2020). Pertandingan Bhayangkara FC melawan Persija Jakarta berakhir imbang 2-2. FOTO ANTARA/Puspa Perwitasari/foc.
Jakarta (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan saat kompetisi olahraga nasional telah berlangsung nanti dapat secara tiba-tiba diminta untuk dihentikan kelanjutannya jika ditemui ada pemain atau ofisial yang positif terinfeksi COVID-19, kata Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto.
Gatot mengatakan hal tersebut setelah melakukan pertemuan bersama Deputi 1 BNPB Gugus Tugas COVID-19 Bernardus Wisnu Widjaja di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis.
"Pimpinan Gugus Tugas menekankan bahwa tidak tertutup kemungkinan suatu event yang semula direncanakan akan berlangsung dan atau kemudian sudah berlangsung, dapat secara tiba-tiba diputuskan untuk diminta dihentikan kelanjutannya apabila ada yang positif, ODP atau PDP," kata Gatot dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
"Point ini intinya mendorong agar suatu event tidak menjadi klaster baru (penyebaran COVID-19)," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Kemenpora bahas rencana kelanjutan kompetisi bersama Gugus Tugas
Untuk menghindari itu terjadi maka Gugus Tugas, kata Gatot, menekankan supaya penyelenggara maupun induk cabang olahraga yang bertanggung jawab atas event tersebut bisa memastikan para atlet dan staf yang terlibat mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan.
Poin lain yang penting apabila ingin menggelar kompetisi adalah kewajiban bagi para penyelenggara kompetisi untuk melakukan tes PCR terlebih dahulu setiap kali akan bertanding. Tes tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa para pemain negatif dari COVID-19 sehingga diizinkan untuk bertanding.
Pertemuan yang dihadiri Wakil Sekjen PP Perbasi Achmad Ferdy Zain, Direktur Utama Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Junas Miradiarsyah, dan Sekjen PBSI Achmad Budiharto itu membahas agar setiap penyelenggara event olahraga untuk mengutamakan penjualan tiket secara online dan mendorong penggunaan media streaming secara live demi mengurangi potensi kerumuman yang tinggi.
Baca juga: PSSI akan terbitkan SK Liga 1, 2 dan 3 dilanjutkan mulai Oktober
Sejumlah kompetisi olahraga nasional seperti IBL 2020 dan Liga 1 dan 2 Indonesia direncanakan kembali digelar sehubungan dengan sudah adanya lampu hijau dari pemerintah.
PSSI pada Jumat (19/6) resmi memutuskan untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 dan 2 Indonesia yang telah tertangguhkan sejak Maret 2020 mulai September atau Oktober.
Sementara IBL 2020 akan berlanjut langsung ke babak playoff yang direncanakan digelar pada awal September sampai awal Oktober mendatang di satu kota dengan Jakarta atau Yogyakarta sebagai opsi tempat penyelenggaraannya.
Baca juga: IBL sepakati beberapa syarat untuk lanjutkan musim 2020
Baca juga: Panduan normal baru Perbasi lampu kuning untuk kelanjutan IBL 2020
Gatot mengatakan hal tersebut setelah melakukan pertemuan bersama Deputi 1 BNPB Gugus Tugas COVID-19 Bernardus Wisnu Widjaja di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis.
"Pimpinan Gugus Tugas menekankan bahwa tidak tertutup kemungkinan suatu event yang semula direncanakan akan berlangsung dan atau kemudian sudah berlangsung, dapat secara tiba-tiba diputuskan untuk diminta dihentikan kelanjutannya apabila ada yang positif, ODP atau PDP," kata Gatot dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.
"Point ini intinya mendorong agar suatu event tidak menjadi klaster baru (penyebaran COVID-19)," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Kemenpora bahas rencana kelanjutan kompetisi bersama Gugus Tugas
Untuk menghindari itu terjadi maka Gugus Tugas, kata Gatot, menekankan supaya penyelenggara maupun induk cabang olahraga yang bertanggung jawab atas event tersebut bisa memastikan para atlet dan staf yang terlibat mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan.
Poin lain yang penting apabila ingin menggelar kompetisi adalah kewajiban bagi para penyelenggara kompetisi untuk melakukan tes PCR terlebih dahulu setiap kali akan bertanding. Tes tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa para pemain negatif dari COVID-19 sehingga diizinkan untuk bertanding.
Pertemuan yang dihadiri Wakil Sekjen PP Perbasi Achmad Ferdy Zain, Direktur Utama Liga Bola Basket Indonesia (IBL) Junas Miradiarsyah, dan Sekjen PBSI Achmad Budiharto itu membahas agar setiap penyelenggara event olahraga untuk mengutamakan penjualan tiket secara online dan mendorong penggunaan media streaming secara live demi mengurangi potensi kerumuman yang tinggi.
Baca juga: PSSI akan terbitkan SK Liga 1, 2 dan 3 dilanjutkan mulai Oktober
Sejumlah kompetisi olahraga nasional seperti IBL 2020 dan Liga 1 dan 2 Indonesia direncanakan kembali digelar sehubungan dengan sudah adanya lampu hijau dari pemerintah.
PSSI pada Jumat (19/6) resmi memutuskan untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 dan 2 Indonesia yang telah tertangguhkan sejak Maret 2020 mulai September atau Oktober.
Sementara IBL 2020 akan berlanjut langsung ke babak playoff yang direncanakan digelar pada awal September sampai awal Oktober mendatang di satu kota dengan Jakarta atau Yogyakarta sebagai opsi tempat penyelenggaraannya.
Baca juga: IBL sepakati beberapa syarat untuk lanjutkan musim 2020
Baca juga: Panduan normal baru Perbasi lampu kuning untuk kelanjutan IBL 2020
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: