Bogor (ANTARA News) - Mikro dan makro ekonomi tidak dapat dipisahkan, baik dalam aspek teori maupun empiris, kata pakar ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Hermanto Siregar MEc di Bogor, Jabar, Minggu.
Prof Hermanto Siregar, yang Sabtu (10/10) dikukuhkan sebagai guru besar tetap pada Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) IPB bersama dengan Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto serta Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Prof Yonny Koesmaryono.
Ketiga pimpinan IPB tersebut melengkapi daftar dosen dan peneliti IPB yang bergelar profesor dari semula 138 menjadi 141 orang.
Dalam orasi ilmiah pengukuhan sebagai guru besar tetap, Prof Hermanto mengangkat tema "Kebijakan Makroekonomi Berbasis Mikro."
Ia mengatakan, dalam merancang pembangunan ekonomi nasional, pemerintah seharusnya menyusun kebijakan makro setelah terlebih dahulu merancang secara komprehensif detil pada tataran mikro.
Dengan begitu, makro dan mikro ekonomi dapat dibangun bersamaan secara sinergis. Kedua basis ekonomi yang berbeda haluan `mazhab` tersebut dapat berkembang dan tumbuh secara bersamaan, sehingga tidak akan menimbulkan kesenjangan.
Perlunya penguatan perhatian pemerintah pada faktor mikro dalam menyusun `roadmap` makro ekonomi nasional tak lain untuk menumbuhkan iklim sehat perekonomian nasional.
Pasalnya mikro ekonomi sangat berkaitan erat dengan sektor-sektor yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat, seperti pertanian dan UKM. katanya.
"Kalau bangsa ini mau `sustain` pangan harus diperkuat. Mikro kita perlu dibenahi untuk membangun pangan yang kuat. Kalau mikro sudah dibenahi, baru kita benahi makro," imbuh pakar ekonomi tersebut.
Berkaca pada kebijakan pembangunan ekonomi pemerintah dalam lima tahun terakhir yang mengandalkan konsep "efek meretas ke bawah" yang gagal mengangkat perekonomian petani dan rakyat marjinal lainnya, Presiden SBY telah mencanangkan haluan baru ekonomi nasional dengan konsep tiga strategi yakni pro pertumbuhan, pro pekerjaan dan pro pada orang miskin.
Konsep strategi tersebut, menurut Prof Hermanto, sebagai salah satu wujud komitmen dalam membangun perekonomian makro berbasis mikro.
Pembangunan perekonomian nasional harus diorientasikan pada penguatan dua basis sekaligus yakni mikro dan makro, agar ada keseimbangan antara yang kaya dengan yang miskin. Bila konsep itu dijalankan dengan baik, "InsyaAllah tidak akan ditemukan kesenjangan," paparnya.(*)
Prof Hermanto: Mikro-Makro Tak Dapat Dipisahkan
11 Oktober 2009 19:36 WIB
IPB (ANTARA/Grafis)@
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: