BI: Korporatisasi jadi kunci UMKM bertahan di tengah COVID-19
25 Juni 2020 17:55 WIB
Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menyiapkan produk minuman olahan dalam kemasan yang dipamerkan di kawasan Jimbaran, Badung, Bali, Selasa (23/6/2020). i. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/hp. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia menyampaikan bahwa korporatisasi menjadi salah satu kata kunci agar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Korporatisasi UMKM menjadi kata kunci, korporatisasi itu menggabungkan kluster usaha. Individu-individu UMKM itu akan lebih bagus kalau bergabung," ujar Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Budi Hanoto dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan korporatisasi UMKM harus dapat mengelola bahan baku sampai bahan jadi yang siap dipasarkan (end to end).
Dengan begitu, lanjut dia, UMKM dapat tumbuh produktif secara bisnis sehingga bisa naik kelas dan produk yang dihasilkan memiliki daya saing.
Baca juga: Menkop percepat transformasi digital UMKM di tengah COVID-19
Selain korporatisasi, lanjut dia, kapasitas juga menjadi faktor penting untuk mendorong peningkatan UMKM. Pemberdayaan UMKM secara end to end itu untuk meningkatkan produktivitas.
Ia mengatakan, dengan berbagai integrasi instrumen itu dan penguatan sinergi antar lembaga maka dapat mendorong perluasan akses pembiayaan bagi UMKM.
"Pembiayaan digital akan mendorong UMKM naik kelas. Inovasi digital menghadirkan peluang mengintegrasikan inklusi ekonomi dan keuangan digital," katanya.
"Itu menjadi fokus Bank Indonesia untuk mengarahkan pembiayaannya. UMKM harus kita niatkan jadi kekuatan perekonomian nasional," ujarnya.
Baca juga: Ilham Habibie: UMKM wajib kuasai teknologi digital di era normal baru
Dalam kesempatan sama, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyampaikan pihaknya terus berupaya untuk mempercepat transformasi digital UMKM agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Transformasi digital harus kita percepat. Bukan cuma untuk akses pasar untuk UMKM, tapi juga permudah UMKM akses pembiayaan," ujarnya.
Ia menyampaikan UMKM yang masih bertahan di tengah pandemi yakni yang telah terhubung dengan platform marketplace. Namun sayangnya maaih sebagian kecil yang masuk dalam platform daring.
Menurut dia, dengan UMKM masuk dalam dunia digital maka rekam jejak bisnisnya bisa menjadi penilaian bagi lembaga penjaminan untuk memberikan pembiayaan.
"Kita tahu UMKM kalau diminta jaminan pasti berat. Tapi kalau ada hal lain seperti kesehatan bisnis, bisa jadi record bagi bank untuk salurkan pembiayaan," katanya.
"Korporatisasi UMKM menjadi kata kunci, korporatisasi itu menggabungkan kluster usaha. Individu-individu UMKM itu akan lebih bagus kalau bergabung," ujar Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Budi Hanoto dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan korporatisasi UMKM harus dapat mengelola bahan baku sampai bahan jadi yang siap dipasarkan (end to end).
Dengan begitu, lanjut dia, UMKM dapat tumbuh produktif secara bisnis sehingga bisa naik kelas dan produk yang dihasilkan memiliki daya saing.
Baca juga: Menkop percepat transformasi digital UMKM di tengah COVID-19
Selain korporatisasi, lanjut dia, kapasitas juga menjadi faktor penting untuk mendorong peningkatan UMKM. Pemberdayaan UMKM secara end to end itu untuk meningkatkan produktivitas.
Ia mengatakan, dengan berbagai integrasi instrumen itu dan penguatan sinergi antar lembaga maka dapat mendorong perluasan akses pembiayaan bagi UMKM.
"Pembiayaan digital akan mendorong UMKM naik kelas. Inovasi digital menghadirkan peluang mengintegrasikan inklusi ekonomi dan keuangan digital," katanya.
"Itu menjadi fokus Bank Indonesia untuk mengarahkan pembiayaannya. UMKM harus kita niatkan jadi kekuatan perekonomian nasional," ujarnya.
Baca juga: Ilham Habibie: UMKM wajib kuasai teknologi digital di era normal baru
Dalam kesempatan sama, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyampaikan pihaknya terus berupaya untuk mempercepat transformasi digital UMKM agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Transformasi digital harus kita percepat. Bukan cuma untuk akses pasar untuk UMKM, tapi juga permudah UMKM akses pembiayaan," ujarnya.
Ia menyampaikan UMKM yang masih bertahan di tengah pandemi yakni yang telah terhubung dengan platform marketplace. Namun sayangnya maaih sebagian kecil yang masuk dalam platform daring.
Menurut dia, dengan UMKM masuk dalam dunia digital maka rekam jejak bisnisnya bisa menjadi penilaian bagi lembaga penjaminan untuk memberikan pembiayaan.
"Kita tahu UMKM kalau diminta jaminan pasti berat. Tapi kalau ada hal lain seperti kesehatan bisnis, bisa jadi record bagi bank untuk salurkan pembiayaan," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: