Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyatakan pihaknya berupaya untuk mempercepat transformasi digital UMKM agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19.

"Transformasi digital harus kita percepat. Bukan cuma untuk akses pasar untuk UMKM, tapi juga permudah UMKM akses pembiayaan," ujar Teten dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis.

Ia menyampaikan UMKM yang masih bertahan di tengah pandemi yakni yang telah terhubung dengan dfnfad platform marketplace. Namun sayangnya maaih sebagian kecil yang masuk dalam platform daring.

"Baru 13 persen, sisanya masih offline. Ini yang mau kita percepat untuk terhubung dengan marketplace online," ucapnya.

Menurut dia, dengan UMKM masuk dalam dunia digital maka rekam jejak bisnisnya dapat menjadi penilaian bagi lembaga penjaminan untuk memberikan pembiayaan.

"Kita tahu UMKM kalo diminta jaminan pasti berat. Tapi kalau ada hal lain seperti kesehatan bisnis, bisa jadi catatan bagi bank untuk salurkan pembiayaan," katanya.

Selain itu, Teten mengatakan, pihaknya juga mendorong UMKM agar dapat beradaptasi dan melakukan inovasi agar produknya dapat terserap.

"UMKM yang bisa beradaptasi bisnis dan inovasi produk, saya kira cukup berkembang. Karena itu penting bagi kami untuk arahkan UMKM melalui pelatihan online dan kerja sama dengan e-commerce bagaimana UMKM adaptasi termasuk inovasi produk," katanya.

Ke depan, lanjut dia, penting juga bagi pemerintah dan lembaga lainnya berkolaborasi untuk memperbaiki database UMKM untuk memudahkan membuat strategi dalam rangka mengembangkan UMKM.

"Saat ini ada 18 kementerian dan 49 lembaga yang mengurusi UMKM. Namun tidak ada strategi nasional yang bisa menjadi guidance untuk mengembangkan UMKM di Indonesia," katanya.

Dalam kesempatan sama, Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, Budi Hanoto mengatakan di era normal baru UMKM harua diarahkan ke dunia digital.

Ia menyampaikan terdapat beberapa karakter untuk mendorong UMKM masuk dalam dunia digital, yakni menggalakkan pembayaran digital. Pemasaran produk melalui e-commerce, dan sertifikasi.

"Sertifikasi penting karena harus ada standar mutu," ucapnya.




Baca juga: Selama pandemi COVID-19, sebanyak 301.115 UMKM beralih ke digital

Baca juga: Pemerintah siapkan digitalisasi dorong UMKM tembus pasar global

Baca juga: Pengamat: Dorong digitalisasi UMKM manfaatkan new normal