Syaifudin dan Syahrir Jarang Berinteraksi
9 Oktober 2009 18:10 WIB
Petugas memindahkan jenazah salah satu teroris yang tiba di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Jumat (9/10). Densus 88 Polri melakukan penggrebekan di sebuah rumah di Ciputat, Tangerang dan berhasil melumpuhkan dua orang teroris. (ANTARA/Fanny Octavianus)
Tangerang (ANTARA News) - Dua orang teroris yang ditembak mati oleh tim Densus 88 dalam penggebrekan di rumah kost Jalan Semangi II Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten, jarang berinteraksi dengan penghuni kost lainnya.
"Jangankan bicara, untuk berinteraksi dengan saya dan anak kost lainnya juga jarang sekali," kata pejaga rumah kost di Ciputat itu, Ny Suwarni, Jum`at.
Menurut Ny Suwarni kedua orang yang diduga teroris tersebut telah sebulan menempati rumah kost di kamar No 15.
"Kamar nomor 15 berada diujung paling kiri yang ditempati dua orang teroris itu dan sering mematikan lampu pada malam hari setelah pulang dari kerja," ujar Ny Suwarni.
Sementara itu Baharuddin (17), mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, yang menempati kamar No14 disamping kamar No 15 mengatakan, dua orang tersebut berpenampilan biasa.
"Keduanya tidak mengunakan surban dan tidak punya jengot, gayanya biasa-biasa saja," jelas Baharuddin.
Diakui Baharuddin, salah satu dari teroris yang ditembak mati tersebut bernama Soni dan pria tersebut mengaku bekerja di Jalan MH Thamrin Jakarta.
"Pria yang satunya lagi saya tidak tahu namanya, cuman Soni yang saya pernah saya ajak berbincang,"aku Baharuddin.
Baharuddin mengatakan, kedua orang tersebut sering pulang ke rumah kost sekitar pukul 22.00 WIB kemudian pagi hari berangkat entah ke mana.
"Selama tinggal disini kedua orang itu jarang keluar kamar kost, paling hanya membuka pintu sedikit saja kemudian ditutup lagi," ungkapnya.
Mahasiswa semester I Fakultas Usuludin dan Filsafat UIN itu mengatakan, sewa kamar kost tersebut satu bulan Rp430 ribu.
"Keduanya menempati kamar kost paling kecil, di ujung kiri di samping kamar kost saya," ujar Baharuddin.
(*)
"Jangankan bicara, untuk berinteraksi dengan saya dan anak kost lainnya juga jarang sekali," kata pejaga rumah kost di Ciputat itu, Ny Suwarni, Jum`at.
Menurut Ny Suwarni kedua orang yang diduga teroris tersebut telah sebulan menempati rumah kost di kamar No 15.
"Kamar nomor 15 berada diujung paling kiri yang ditempati dua orang teroris itu dan sering mematikan lampu pada malam hari setelah pulang dari kerja," ujar Ny Suwarni.
Sementara itu Baharuddin (17), mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, yang menempati kamar No14 disamping kamar No 15 mengatakan, dua orang tersebut berpenampilan biasa.
"Keduanya tidak mengunakan surban dan tidak punya jengot, gayanya biasa-biasa saja," jelas Baharuddin.
Diakui Baharuddin, salah satu dari teroris yang ditembak mati tersebut bernama Soni dan pria tersebut mengaku bekerja di Jalan MH Thamrin Jakarta.
"Pria yang satunya lagi saya tidak tahu namanya, cuman Soni yang saya pernah saya ajak berbincang,"aku Baharuddin.
Baharuddin mengatakan, kedua orang tersebut sering pulang ke rumah kost sekitar pukul 22.00 WIB kemudian pagi hari berangkat entah ke mana.
"Selama tinggal disini kedua orang itu jarang keluar kamar kost, paling hanya membuka pintu sedikit saja kemudian ditutup lagi," ungkapnya.
Mahasiswa semester I Fakultas Usuludin dan Filsafat UIN itu mengatakan, sewa kamar kost tersebut satu bulan Rp430 ribu.
"Keduanya menempati kamar kost paling kecil, di ujung kiri di samping kamar kost saya," ujar Baharuddin.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009
Tags: