Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore melemah seiring berlanjutnya aksi jual oleh investor asing.

IHSG ditutup melemah 39,7 poin atau 0,81 persen ke posisi 4.879,13. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 6,9 poin atau 0,91 persen menjadi 754,31.

"Menurut saya ada beberapa sentimen negatif yang menyebabkan pelemahan indeks hari ini, yaitu nilai tukar rupiah yang melemah di sepanjang perdagangan, terkoreksinya harga nikel dan timah, pengaruh ex date emiten sektor pertambangan, dan berlanjutnya aksi jual asing," kata analis Indopremier Sekuritas Mino di Jakarta, Selasa.

Baca juga: IHSG diperkirakan menguat hari ini, dipicu harapan pemulihan ekonomi

Dibuka melemah, IHSG sempat menguat di sesi pertama perdagangan. Namun di sesi kedua, IHSG tak mampu beranjak dari zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Secara sektoral, delapan sektor terkoreksi dimana sektor industri dasar turun paling dalam yaitu minus 1,67 persen, diikuti sektor konsumer dan sektor pertambangan masing-masing minus 1,25 persen dan minus 1,23 persen.

Sedangkan, dua sektor meningkat yaitu sektor pertanian dan sektor aneka industri masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,06 persen.

Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp527,9 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 554.279 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,14 miliar lembar saham senilai Rp6,52 triliun. Sebanyak 147 saham naik, 249 saham menurun, dan 172 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 111,78 poin atau 0,5 persen ke 22.549,05, indeks Hang Seng naik 396 poin atau 1,62 persen menjadi 24.907,34, dan indeks Straits Times menguat 5,41 poin atau 0,21 persen ke 2.635,1.

Baca juga: Saham Hong Kong dibuka lebih tinggi, Indeks Hang Seng naik 30,10 poin
Baca juga: Saham China dibuka bervariasi di tengah kekhawatiran kasus baru corona