Kampar (Riau), (ANTARA News) - Tim Sukses Hutomo Mandala Putra dan Tim Sukses Surya Paloh, menilai pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat mengenai kemungkinan partai berlambang pohon beringin ini mengambil sikap oposisi terhadap pemerintah, merupakan tindakan intervensi.
"Partai Golkar mau berada di dalam kekuasaan, atau mengontrol kekuasaan yang berarti bersikap oposisi, itu urusan internal partai, tidak bisa diintervensi oleh siapa pun, termasuk pemerintah," kata Sudirman Kadir, Tim Sukses Tommy Soeharto kepada ANTARA, di sela-sela acara Musyawarah Nasional (Munas) VIII Partai Golkar di Kampar, sekitar 15 menit dari Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau, Rabu pagi.
Secara terpisah, Zainal Bintang, anggota Tim sukses Surya Paloh meminta SBY untuk tidak mencampuri rumahtangga Partai Golkar yang memiliki tatakrama politik tersendiri.
Ia juga berharap, agar dinamika yang berkembang selama Munas VIII, terutama dalam kaitan menentukan sikap berada di lingkup kekuasaan atau beroposisi terhadap pemerintah, tidak perlu membuat pihak lain di luar partai "`kebakaran jenggot"
"Kepada semua kader partai, saya minta bersatu menjaga harkat dan martabat Partai Golkar, serta menjadikan partai ini punya harga diri, mandiri serta berjati diri," tegasnya.
Zainal Bintang juga mengingatkan, pada pembukaan Munas, Senin (5/10) malam, Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK) telah menegaskan, partai ini hanya punya dua pilihan.
"Yakni, jadi penguasa atau mengontrol kekuasaan. Karena Partai Golkar hanya pemenang kedua di Pemilu Legislatif (Pileg), pilihannya tentu lebih besar menjadi pengontrol kekuasaan. Sebab, Partai Golkar memang bukan peminta-minta jabatan," tandasnya.
Kepada seluruh jajaran Partai Golkar di daerah, ia juga menyitir pernyataan Surya Paloh selaku salah satu kandidat kuat Ketua Umum periode 209-2014, agar mengambil jarak dengan pemerintah.
"Ini penting, agar Partai Golkar dapat memperlihatkan keberpihakannya kepada rakyat kecil, terutama manakala ada kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Partai Golkar jangan mau berada di bawah ketiak pemerintah," ujarnya lagi.
Karena itu, baik Zainal Bintang maupun Sudirman Kadir, sama-sama menyesalkan reaksi SBY, baik sebagai Presiden RI maupun Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat.
"Saya menyesalkan reaksi Presiden SBY yang mencampuri urusan rumahtangga Partai Golkar dengan menanggapi pernyataan JK pada pembukaan Munas Partai Golkar. Karenanya, kader Partai Golkar harus bersatu menolak campur tangan pihak mana pun," katanya.
Sementara itu, dalam diskusi terbatas yang dihadiri beberapa pimpinan Tim sukses Tommy Soeharto, yakni Sudirman Kadir, JP Rumayar, Rio Sumual, Ferro Taroreh dan Iwan Moniaga, muncul kesimpulan, SBY jangan terlalu kentara menunjukkan keberpihakan kepada faksi tertentu di dalam Partai Golkar.
"Pernyataan JK dalam pidato pembukaan Munas semalam memang memberi angin kepada Surya Paloh dan Tommy Soeharto, juga Yuddy Chrisnandi (ketiganya kandidat Ketua Umum Partai Golkar), yang berarti melemahkan posisi calon lainnya, yakni Aburizal Bakrie yang dianggap sebagai orang pemerintah itu," kata Sudirman Kadir.(*)
Pernyataan SBY Dinilai Sebagai Intervensi
7 Oktober 2009 08:38 WIB
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009
Tags: