Kabul (ANTARA News/AFP) - Seratus lebih gerilyawan Taliban tewas dalam pertempuran akhir pekan yang menyebabkan delapan tentara AS juga terbunuh, Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan-NATO mengatakan, Selasa.
"Penilaian medan pertempuran lebih terinci menyusul serangan 3 Oktober di Nuristan memutuskan bahwa pasukan musuh telah menderita lebih dari 100 gerilyawan tewas pada saat pertahanan dikoordinasikan dengan baik -- kematian yang secara signifikan lebih besar ketimbang yang diperkirakan pada awalnya," kata satu pernyataan.
Ratusan pejuang gerilyawan Sabtu dengan cepat bergerak masuk ke sisi bukit terpencil pada waktu fajar dekat perbatasan yang bergunung-gunung dengan Pakistan untuk menyerang dua tentara Afghanistan dan pos terdepan NATO.
Hasilnya tembak-menembak yang bertahan hingga malam dan mendorong tentara AS untuk memanggil serangan helikopter.
Tewasnya delapan tentara AS merupakan kematian terbesar NATO dalam satu insiden sejak 10 tentara Prancis tewas dalam satu serangan, juga di Afghanistan timur, pada Agustus 2008.
Dua tentara Afghanistan dan satu pejabat polisi juga tewas dalam serangan akhir pekan itu, untuk mana Taliban menyatakan bertaggungjawab.
Sebanyak 13 pejabat polisi dan dua wartawan Afghanistan yang bekerja untuk sebuah stasiun radio yang didirikan dengan bantuan AS tertangkap, ujar pejabat stempat.
ISAF mengatakan Selasa, serangan itu dilakukan oleh "pasukan anti-Afghanistan setempat", mungkin dibantu oleh komandan perang milisi Pashtun Taliban Hizb-i-Islami dan juga bekas perdana menteri Afghanistan anti-Amerika, Guldbuddin Hekmatyar.
Segera sesudah serangan itu, tentara NATO dan Afghanistan melakukan operasi gabungan untuk menghalau gerilyawan yang diduga bertanggungjawab.
Menurut situs Internet independen icasualties.org, 400 tentara asing telah tewas di Afghanistan tahun ini, membuat 2009 tahun paling mematikan sejak perang mulai delapan tahun lalu.(*)
100 Taliban Tewas Dalam Bentrokan Akhir Pekan Dengan Pasukan AS
7 Oktober 2009 05:33 WIB
Pejuang Taliban. (ANTARA/REUTERS/Goran Tomasevic/*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
Tags: