Jakarta (ANTARA) - Deputi Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Alex Denni mengatakan penunjukan milenial menduduki kursi jajaran direksi (Board of Director) adalah salah satu eksperimen menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta.

Denni mengaku mendapat izin dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk menerapkan eksperimen kecil-kecilan itu di BUMN di Indonesia.

"Kami izin ke pak Menteri. Pak, izin eksperimen kecil-kecilan, termasuk nanti menaruh milenial jadi Direktur di BUMN. Itu bagian dari eksperimen, mudah-mudahan kalau itu sukses bisa kita replikasi untuk melakukan akselerasi (BUMN lain) ke depannya," ujar Denni dalam seminar daring yang berlangsung di Jakarta, Senin (22/6).

Denni menambahkan Erick Thohir juga memberi izin menerapkan visi transformasi SDM (Human Capital) di BUMN.

Dengan transformasi SDM, kata Denni, BUMN diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan daya saing BUMN menjadi pemain global, tetapi diharapkan juga menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta.

Sebab, Kementerian BUMN memiliki tiga tugas yang tidak mudah yaitu menjadikan BUMN sebagai mesin pertumbuhan ekonomi, lokomotif kesejahteraan sosial, dan penyedia talenta.

"Karena itu, transformasi yang cepat diperlukan di BUMN. Dan inilah yang kami rumuskan bersama-sama, disetujui oleh pak Menteri bahwa transformasi SDM di BUMN tidak hanya diharapkan meningkatkan daya saing BUMN menjadi pemain global, tetapi diharapkan juga menjadikan BUMN sebagai pabrik talenta," kata Denni.

Baca juga: Kementerian BUMN beri kesempatan milenial berkompeten jabat BOD BUMN
Baca juga: Kementerian BUMN berharap sinergi yang baik perseroan dan UMKM


Denni mengatakan bahwa Indonesia kekurangan talenta kendati pertumbuhan ekonominya besar.

Tentu, masyarakat Indonesia tidak mau 'kue' ekonomi yang besar tadi dinikmati talenta-talenta negara tetangga yang saat ini memiliki talenta yang jauh lebih kuat dari Indonesia.

Karena itu, Kementerian BUMN harus memainkan peran mirip dengan Kementerian PAN-RB untuk manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yakni sebagai arsitek strategi pengembangan BUMN supaya seragam dan proses konsolidasi antar-BUMN bisa lebih cepat dari sebelumnya.

"Kalau Kementerian PAN-RB mungkin sudah lama memainkan peran sebagai strategic architect untuk ASN. Kementerian BUMN baru sekarang nih memainkan peran kita sebagai strategic architect," kata Denni.

Baca juga: Kementerian BUMN: Manfaatkan pandemi untuk beri nilai tambah perseroan
Baca juga: Menteri Erick rombak direksi Pelindo III


Sebagai arsitek strategi pengembangan SDM BUMN, Kementerian BUMN mengembangkan desain tujuh konsep, yaitu:

Pertama, mengembangkan akar budaya seragam (shared value) yang berlaku untuk seluruh BUMN. Denni mengatakan akar budaya seragam itu akan memudahkan BUMN saling berbagi talenta pegawainya.

Kedua, memperkuat alasan orang yang memiliki kemampuan (talenta) bergabung ke dalam BUMN dengan cara menentukan citra pekerja (employer branding) yang kuat, yakni pekerja BUMN sebagai terpelajar yang ingin berkembang dan berkarya bagi negeri.

Ketiga, sistem manajemen suksesor dan talenta (talent and succession management system). Karena itu, kata Denni, Kementerian BUMN menerapkan strata-strata mulai dari BOD, BOD minus 1, BOD minus 2, dan seterusnya sampai tingkatan paling bawah.

Keempat, sistem pembelajaran dan pengembangan (Learning and Development System) dengan saling berbagi kurikulum pengembangan pegawai antar-BUMN.

Kelima, sistem manajemen performa dan penghargaan sehingga talenta-talenta terbaik bisa dikalibrasi sistem manajemen reward-nya.

Keenam, saling berbagi teknologi sumber daya manusia untuk setiap BUMN sehingga setiap BUMN dapat mengolahnya untuk berbagai hal.

Ketujuh, saling berbagi analisa data antar-BUMN sehingga setiap BUMN dapat mengolahnya untuk berbagai hal. Salah satunya, misal, dalam pengambilan keputusan.

Baca juga: Perusahaan BUMN bertahan di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Menteri Erick tegaskan seleksi pimpinan BUMN sesuai prosedur
Baca juga: Erick Thohir optimalkan BUMN bangun ketahanan pangan nasional