Aman, Mentan perkirakan akhir 2020 masih ada stok beras 6,1 juta ton
22 Juni 2020 20:38 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin. (Kementerian Pertanian)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperkirakan neraca beras hingga akhir Desember 2020 masih tersisa stok sebesar 6,1 juta ton sehingga mampu memperkuat ketahanan pangan selama masa pandemi.
Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian (Kementan), stok beras pada akhir Agustus diperkirakan mencapai 8,7 juta ton, sementara perkiraan produksi mencapai 7,3 juta ton.
Dengan perkiraan kebutuhan konsumsi beras hingga Desember mencapai 9-10 juta ton, terdapat surplus atau stok akhir tersisa pada Desember mencapai 6,1 juta ton. Stok akhir Desember ini lah yang menjadi bekal (carry over) kebutuhan pangan pada tahun berikutnya, menjelang panen pertama pada tahun 2021.
"Stok akhir kita memasuki Desember, masuk ke Februari-Maret (2021) karena musim tanam selanjutnya adalah Februari-Maret, masih tersisa sekitar 6 juta ton," kata Mentan Syahrul dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin.
Baca juga: Mentan perkirakan neraca beras hingga Desember masih surplus
Mentan memaparkan bahwa luas panen Januari-Juni 2020 mencapai 5,83 juta hektare dengan produksi 29,02 juta ton atau setara 16,65 juta ton beras. Jumlah tersebut belum termasuk produksi dari musim tanam Oktober-Maret 2020 serta sisa beras impor yang dikelola Bulog yakni totalnya mencapai 5,9 juta ton.
Dengan perkiraan kebutuhan Januari-Juni sebesar 15,10 juta ton serta stok beras dalam negeri sebesar 5,9 juta ton, maka diperoleh stok beras akhir Juni mencapai 7,49 juta ton.
Syahrul menjelaskan bahwa pada musim tanam kedua Kementan menargetkan luas tanam mencapai 5,6 juta hektare dengan produksi diperkirakan 12,5 juta-15 juta ton setara beras.
Baca juga: Kementan bantah stok beras menipis
Untuk mengantisipasi kekeringan seperti yang diperingatkan FAO, Mentan menegaskan bahwa pihaknya melakukan percepatan tanam, terutama di sejumlah wilayah yang masih memiliki irigasi primer dan sekunder.
Ada pun sejumlah daerah yang menjadi andalan produksi padi pada musim tanam kedua ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara.
"Dari kurang lebih 94 dam yang airnya masih maksimal, terdapat 38 dam masih di atas rata-rata, termasuk di Jawa Barat di Jatiluhur masih penuh air. Kita masih optimis," kata Mentan.
Baca juga: Pemprov Jatim pastikan stok beras surplus saat pandemik COVID-19
Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian (Kementan), stok beras pada akhir Agustus diperkirakan mencapai 8,7 juta ton, sementara perkiraan produksi mencapai 7,3 juta ton.
Dengan perkiraan kebutuhan konsumsi beras hingga Desember mencapai 9-10 juta ton, terdapat surplus atau stok akhir tersisa pada Desember mencapai 6,1 juta ton. Stok akhir Desember ini lah yang menjadi bekal (carry over) kebutuhan pangan pada tahun berikutnya, menjelang panen pertama pada tahun 2021.
"Stok akhir kita memasuki Desember, masuk ke Februari-Maret (2021) karena musim tanam selanjutnya adalah Februari-Maret, masih tersisa sekitar 6 juta ton," kata Mentan Syahrul dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin.
Baca juga: Mentan perkirakan neraca beras hingga Desember masih surplus
Mentan memaparkan bahwa luas panen Januari-Juni 2020 mencapai 5,83 juta hektare dengan produksi 29,02 juta ton atau setara 16,65 juta ton beras. Jumlah tersebut belum termasuk produksi dari musim tanam Oktober-Maret 2020 serta sisa beras impor yang dikelola Bulog yakni totalnya mencapai 5,9 juta ton.
Dengan perkiraan kebutuhan Januari-Juni sebesar 15,10 juta ton serta stok beras dalam negeri sebesar 5,9 juta ton, maka diperoleh stok beras akhir Juni mencapai 7,49 juta ton.
Syahrul menjelaskan bahwa pada musim tanam kedua Kementan menargetkan luas tanam mencapai 5,6 juta hektare dengan produksi diperkirakan 12,5 juta-15 juta ton setara beras.
Baca juga: Kementan bantah stok beras menipis
Untuk mengantisipasi kekeringan seperti yang diperingatkan FAO, Mentan menegaskan bahwa pihaknya melakukan percepatan tanam, terutama di sejumlah wilayah yang masih memiliki irigasi primer dan sekunder.
Ada pun sejumlah daerah yang menjadi andalan produksi padi pada musim tanam kedua ini adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Utara.
"Dari kurang lebih 94 dam yang airnya masih maksimal, terdapat 38 dam masih di atas rata-rata, termasuk di Jawa Barat di Jatiluhur masih penuh air. Kita masih optimis," kata Mentan.
Baca juga: Pemprov Jatim pastikan stok beras surplus saat pandemik COVID-19
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: