Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia masih mempertimbangkan tawaran hibah pesawat angkut berat C-130 Hercules dari beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Australia dan Norwegia, untuk mendukung fokus pemerintah memperbanyak peralatan angkut militer.
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono kepada ANTARA di Jakarta, Selasa mengatakan, pertimbangan untuk menerima hibah atau tidak, mengingat keterbatasan anggaran pertahanan meski mengalami kenaikan pada 2010 menjadi Rp40,7 triliun.
"Hibah itu kan tidak sepenuhnya gratis paling hanya berupa potongan harga sekitar 30 hingga 50 persen. Jadi, tetap kita harus perlu anggaran yang memadai untuk menerima tawaran itu," katanya.
Juwono menambahkan, hibah bukan berarti bebas biaya agen, pengangkutan dan pengiriman barang, suku cadang serta asuransi yang dikenakan masing-masing negara penawar hibah.
Ia menegaskan, anggaran yang terbatas membuat pihaknya harus melakukan skala prioritas tinggi dalam pengadaan alat utama sistem persenjataan.
Berbagai bencana alam yang melanda negeri ini, mengharuskan pemerintah untuk memfokuskan diri pada pembangunan infrastruktur dan pengentasan kemiskinan pada 2009-2010.
Terkait itu, meski terjadi kenaikan anggaran pertahanan menjadi Rp40,7 triliun pada 2010, namun Departemen Pertahanan dan Mabes TNI sepakat untuk tidak dulu mengadakan sistem persenjataan pemukul (strike force) melainkan pesawat, kapal, dan kendaraan angkut.
"Pesawat, kapal dan kendaraan angkut sangat dibutuhkan saat ini tidak saja untuk mobilitas pasukan TNI ke lokasi bencana tetapi juga untuk mengangkut logistik prajurit, dan bantuan sosial ke lokasi bencana. Jadi, kita tunda dulu alat utama sistem persenjataan strategis seperti kapal selam," tuturnya
Jadi, meski fokus pemerintah adalah pengadaan kendaraan angkut militer seperti pesawat angkut dan kapal angkut, namun belum akan mempercepat proses hibah C-130 Hercules dari beberapa negara, kata Juwono menegaskan.
Hingga kini setidaknya tiga negara yang menawarkan hibah pesawat angkut C-130 Hercules kepada Indonesia, seperti Amerika Serikat, Australia dan Norwegia.
Pemerintah Amerika Serikat dan Australia menawarkan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe E dan J dengan potongan harga khusus kepada pemerintah Indonesia pada 2012.
Enam Hercules hibah dari AS itu merupakan pesawat yang sebelumnya diperuntukkan bagi tiga negara di Asia dan Afrika. Namun, semua sebelum dihibahkan ke Indonesia telah mengalami perbaikan dan modifikasi.
AS menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia. Bantuan berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF) dan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules.
Sementara Pemerintah Norwegia menawarkan empat unit pesawat angkut C-130 Hercules tipe H kepada Indonesia, yang telah digunakan angkatan udara Norwegia.
Sebelum dihibahkan, Norwegia sepakat untuk melakukan peremajaan terlebih dulu atas biaya mereka. Empat unit Hercules tipe H yang ditawarkan tersebut keseluruhannya bernilai 66 juta dolar AS.
Sedangkan Australia menawarkan Hercules Tipe J, namun pesawat dari Australia masih jangka panjang, kendati prosesnya sudah dilaksanakan sejak sekarang, namun realisasinya masih lama.(*)
Indonesia Pertimbangkan Hibah Hercules dari Beberapa Negara
6 Oktober 2009 17:42 WIB
(istimewa/ANTARA)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009
Tags: