Menperin tinjau implementasi protokol kesehatan di pabrik elektronik
22 Juni 2020 17:53 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) didampingi Presiden Direktur PT Saniharto Enggalhardjo, Harsono Enggalhardjo (kanan) dan Direktur Pemasaran dan Penjualan Merysia Enggalhardjo (kiri) berbincang dengan pekerja saat mengunjungi perusahaan furnitur tersebut di Demak, Jawa Tengah, Senin (22/6/2020). ANTARA FOTO/Aji Styawan/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita meninjau penerapan protokol kesehatan di pabrik elektronik PT Hartono Istana Teknologi di Sayung, Demak, Jawa Tengah, mengingat industri elektronik merupakan salah satu sektor manufaktur yang mendapat prioritas pengembangan sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Pertama, tujuan kunjungan kami ke pabrik Polytron ini dalam rangka melihat langsung penerapan protokol kesehatan sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Kami memantau apakah ada petugas di pabrik yang khusus menangani protokol kesehatan atau kepala gugus tugas,” kata Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Dari hasil kunjungan tersebut didapat bahwa di setiap fasilitas pabriknya, perusahaan sudah menunjuk satu orang karyawan yang bertugas memastikan protokol kesehatan sudah dijalankan dengan baik setiap harinya.
“Ini satu hal positif. Kami juga bisa lihat bahwa Polytron relatif sudah menerapkan Industri 4.0 atau digitalisasi, sehingga tidak terlalu bermasalah dalam mengatur physical distancing,” ungkap Menperin.
Pada kesempatan tersebut Menperin juga ingin mendapat laporan langsung dari pihak perusahaan terkait dampak pandemi COVID-19 terhadap penjualan dan utilisasi.
Baca juga: Kemenperin pacu TKDN produk elektronik untuk tarik investasi komponen
Penjualan produk Polytron memang sempat mengalami tekanan akibat COVID-19. Penyebabnya adalah menurunnya permintaan, selain itu juga karena keterbatasan mobilitas karena PSBB.
“Karena keterbatasan mobilitas dan juga banyak toko atau ritel yang belum buka, maka terjadi gangguan dari penjualannya,” ungkap Menperin.
Namun mulai awal Juni, sudah terlihat ada rebound terhadap penjualan sejumlah produk PT Hartono Istana Teknologi. “Ini kasus yang unik, mungkin karena Polytron sudah punya kredibilitas di pasar, sehingga tidak terlalu mengalami tekanan,” ujar Menperin.
Menperin menambahkan pihaknya bertekad untuk terus memperdalam struktur industri elektronik di dalam negeri sehingga bisa memacu daya saingnya hingga kancah global.
“Misalnya dalam proses produksi TV, di-supply chain-nya, kami ingin semaksimal mungkin komponen yang digunakan adalah dari dalam negeri,” tegasnya.
Menperin optimistis implementasi kebijakan optimalisasi penggunaan komponen lokal akan mendorong substitusi impor.
“Menurut pandangan kami, itu bisa membantu pada aspek supply chain. Sedangkan, untuk industri seperti Polytron, bisa menekan biaya karena tidak menggunakan mata uang dolar untuk pembelian komponen. Hal ini juga akan memperkuat kondisi rupiah kita. Jadi, banyak sekali multiplier effect yang bisa kita capai dengan pendalaman struktur industri,” ujar Menperin.
Baca juga: Menperin: Ini peluang industri elektronik isi pasar dalam negeri
“Pertama, tujuan kunjungan kami ke pabrik Polytron ini dalam rangka melihat langsung penerapan protokol kesehatan sesuai dengan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Kami memantau apakah ada petugas di pabrik yang khusus menangani protokol kesehatan atau kepala gugus tugas,” kata Menperin lewat keterangannya diterima di Jakarta, Senin.
Dari hasil kunjungan tersebut didapat bahwa di setiap fasilitas pabriknya, perusahaan sudah menunjuk satu orang karyawan yang bertugas memastikan protokol kesehatan sudah dijalankan dengan baik setiap harinya.
“Ini satu hal positif. Kami juga bisa lihat bahwa Polytron relatif sudah menerapkan Industri 4.0 atau digitalisasi, sehingga tidak terlalu bermasalah dalam mengatur physical distancing,” ungkap Menperin.
Pada kesempatan tersebut Menperin juga ingin mendapat laporan langsung dari pihak perusahaan terkait dampak pandemi COVID-19 terhadap penjualan dan utilisasi.
Baca juga: Kemenperin pacu TKDN produk elektronik untuk tarik investasi komponen
Penjualan produk Polytron memang sempat mengalami tekanan akibat COVID-19. Penyebabnya adalah menurunnya permintaan, selain itu juga karena keterbatasan mobilitas karena PSBB.
“Karena keterbatasan mobilitas dan juga banyak toko atau ritel yang belum buka, maka terjadi gangguan dari penjualannya,” ungkap Menperin.
Namun mulai awal Juni, sudah terlihat ada rebound terhadap penjualan sejumlah produk PT Hartono Istana Teknologi. “Ini kasus yang unik, mungkin karena Polytron sudah punya kredibilitas di pasar, sehingga tidak terlalu mengalami tekanan,” ujar Menperin.
Menperin menambahkan pihaknya bertekad untuk terus memperdalam struktur industri elektronik di dalam negeri sehingga bisa memacu daya saingnya hingga kancah global.
“Misalnya dalam proses produksi TV, di-supply chain-nya, kami ingin semaksimal mungkin komponen yang digunakan adalah dari dalam negeri,” tegasnya.
Menperin optimistis implementasi kebijakan optimalisasi penggunaan komponen lokal akan mendorong substitusi impor.
“Menurut pandangan kami, itu bisa membantu pada aspek supply chain. Sedangkan, untuk industri seperti Polytron, bisa menekan biaya karena tidak menggunakan mata uang dolar untuk pembelian komponen. Hal ini juga akan memperkuat kondisi rupiah kita. Jadi, banyak sekali multiplier effect yang bisa kita capai dengan pendalaman struktur industri,” ujar Menperin.
Baca juga: Menperin: Ini peluang industri elektronik isi pasar dalam negeri
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: