Bengaluru (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump menyatakan pada Senin bahwa dirinya menolak menurunkan patung Theodore Roosevelt yang berdiri di depan Museum Sejarah Alam di Kota New York, menyusul aksi protes anti rasisme besar-besaran yang dipicu kasus kematian George Floyd.

Patung itu merupakan figur Roosevelt yang menunggang kuda, dengan figur seorang pribumi Amerika dan seorang Afrika di sampingnya. Sejumlah pihak menganggapnya sebagai simbol diskriminasi rasial dan ekspansi kolonial.

"Konyol sekali, jangan lakukan itu," kata Trump melalui cuitan di Twitter.

Baca juga: Polisi Australia tangkap dua orang perusak perusak patung Kapten Cook
Baca juga: "Gone with the Wind" dicabut sementara dari HBO Max


Sementara wali kota New York, Bill de Blasio, pada Minggu (21/6) menyebut bahwa pemerintah kota mendukung permintaan pengelola museum untuk menurunkan patung tersebut karena "menggambarkan orang kulit hitam dan pribumi sebagai pihak yang takluk dan inferior secara ras."

Di tengah demonstrasi anti rasisme yang masih terus berlangsung, para pengunjuk rasa di seluruh AS dan sejumlah negara di dunia menuntut pemerintah menurunkan patung-patung tokoh yang terkait dengan politik perbudakan semasa Konfederasi serta tokoh kolonial Eropa.

Trump juga menyatakan dirinya geram, dengan menyebut para demonstran telah bertingkah buruk.

"Gerakan sayap kiri yang tidak masuk akal itu sedang berupaya melakukan vandalisme terhadap sejarah kita, menodai monumen kita--monumen kita yang indah, menggulingkan patung, serta menghukum, mencap, mempersekusi siapa saja yang tidak menyetujui tuntutan mereka. Kita tak akan setuju," ucap Trump ketika berkampanye pekan lalu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Patung jenderal Konfederasi digulingkan, Trump sebut sebagai aib
Baca juga: Ribuan warga AS pawai "Juneteenth" peringati penghapusan perbudakan