Liga 1 Indonesia
Bek Barito Putera tak masalah jika PSSI hapus sistem degradasi
22 Juni 2020 14:50 WIB
Dok - Bos tim Barito Putera FC Hasnuryadi Sulaiman (kiri) berpose dengan Cassio de Jesus usia menandatangani kontrak dengan tim yang berjuluk Laskar Antasari itu. ANTARA/Instagram@hasnur_baritoputera
Jakarta (ANTARA) - Bek asing milik Barito Putera Cassio de Jesus tak mempermasalahkan jika PSSI menghapus sistem degradasi untuk Liga 1 Indonesia musim 2020 sebagai imbas dari pandemi COVID-19.
"Bagi saya tidak mengubah apapun jika saya memiliki degradasi atau tidak," ujar Cassio seperti dilansir dari laman resmi klub di Jakarta, Senin.
Sebelumnya, PSSI berencana menghapus sistem degradasi ke Liga 2 musim depan usai menggelar rapat virtual bersama operator liga, perwakilan klub, pelatih, dan pemain beberapa waktu lalu.
Baca juga: Barito Putera sambut baik wacana Yogyakarta "homebase" tim luar Jawa
Ketua Umum PSSI Mohammad Iriawan mengatakan rencana itu akan diambil yang didasarkan atas rasa keadilan bagi seluruh peserta Liga 1 Indonesia. Penghapusan ini juga berkaca pada Liga Jepang yang telah memulai kembali kompetisi.
Bagi Cassio, ia paham rencana keputusan yang akan diambil PSSI, namun berbeda jika dibenturkan dengan keinginan para suporter. Mereka akan mengganggap tak adanya sistem degradasi membuat kompetisi kurang menarik.
"Tapi untuk suporter pasti kalau ada degradasi lebih enak nonton bola karena tambah emosional," kata dia.
Baca juga: Klub-klub Liga 1 dan 2 tunggu kejelasan subsidi
Di satu sisi, pemain asal Brazil itu lega setelah ada kepastian bahwa liga akan kembali digelar meski belum tahu kapan waktu pasti penyelenggaraan. Ia masih menantikan keputusan final dari PSSI terkait waktu kompetisi.
"Saya sangat bahagia karena bisa kembali bermain bola. Kita tunggu keputusan final kalau liga dimulai di bulan September atau Oktober," kata dia.
PSSI sendiri masih mengkaji sekaligus mematangkan opsi-opsi dan aturan dimulainya kompetisi. Adapun opsi-opsi yang masih dipertimbangkan seperti hanya dua tim di Liga 2 yang bisa promosi ke divisi teratas dan seluruh pertandingan akan dipusatkan di pulau Jawa.
Baca juga: LIB isyaratkan 'kick off' lanjutan liga dilakukan Oktober 2020
Baca juga: Borneo FC berharap jadwal liga sudah ada awal Juli
"Bagi saya tidak mengubah apapun jika saya memiliki degradasi atau tidak," ujar Cassio seperti dilansir dari laman resmi klub di Jakarta, Senin.
Sebelumnya, PSSI berencana menghapus sistem degradasi ke Liga 2 musim depan usai menggelar rapat virtual bersama operator liga, perwakilan klub, pelatih, dan pemain beberapa waktu lalu.
Baca juga: Barito Putera sambut baik wacana Yogyakarta "homebase" tim luar Jawa
Ketua Umum PSSI Mohammad Iriawan mengatakan rencana itu akan diambil yang didasarkan atas rasa keadilan bagi seluruh peserta Liga 1 Indonesia. Penghapusan ini juga berkaca pada Liga Jepang yang telah memulai kembali kompetisi.
Bagi Cassio, ia paham rencana keputusan yang akan diambil PSSI, namun berbeda jika dibenturkan dengan keinginan para suporter. Mereka akan mengganggap tak adanya sistem degradasi membuat kompetisi kurang menarik.
"Tapi untuk suporter pasti kalau ada degradasi lebih enak nonton bola karena tambah emosional," kata dia.
Baca juga: Klub-klub Liga 1 dan 2 tunggu kejelasan subsidi
Di satu sisi, pemain asal Brazil itu lega setelah ada kepastian bahwa liga akan kembali digelar meski belum tahu kapan waktu pasti penyelenggaraan. Ia masih menantikan keputusan final dari PSSI terkait waktu kompetisi.
"Saya sangat bahagia karena bisa kembali bermain bola. Kita tunggu keputusan final kalau liga dimulai di bulan September atau Oktober," kata dia.
PSSI sendiri masih mengkaji sekaligus mematangkan opsi-opsi dan aturan dimulainya kompetisi. Adapun opsi-opsi yang masih dipertimbangkan seperti hanya dua tim di Liga 2 yang bisa promosi ke divisi teratas dan seluruh pertandingan akan dipusatkan di pulau Jawa.
Baca juga: LIB isyaratkan 'kick off' lanjutan liga dilakukan Oktober 2020
Baca juga: Borneo FC berharap jadwal liga sudah ada awal Juli
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: