Aceh laporkan peningkatan positif COVID-19 capai 49 kasus
22 Juni 2020 10:17 WIB
Arsip Foto - Petugas medis mengambil sampel swab tenggorokan salah seorang warga dalam pemeriksaan swab massal terkait COVID-19 di Kota Banda Aceh, beberapa waktu lalu. (ANTARA/Khalis)
Banda Aceh (ANTARA) - Tim gugus tugas COVID-19 Aceh menyatakan di wilayah Provinsi Aceh perkembangan kasus positif virus corona meningkat drastis, bahkan tercatat total 49 kasus di daerah berjulukan Tanah Rencong yang menginfeksi warga serta para petugas medis.
Juru bicara COVID-19 Saifullah Abdulgani mengatakan hingga Senin terdapat 10 kasus terbaru COVID-19 yang positif menginfeksi perawat di ruang respiratory intensive care unit (RICU) RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dan warga.
"Kasus baru bertambah 10 orang sehingga akumulasi kasus COVID-19 di Aceh menjadi 49 orang, dan sudah terjadi penularan lokal dari klaster baru di Aceh Besar," katanya, di Banda Aceh, Senin.
Kasus-kasus baru tersebut merupakan hasil pelacakan (tracing) kontak jarak dekat pasien positif COVID-19 berinisial Suk, 63 tahun, yang meninggal dunia dalam perawatan medis di RICU RSUD Zainoel Abidin Kota Banda Aceh beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, sesuai prosedur pengendalian wabah penyakit menular, tim surveilans epidemiologi gugus tugas COVID-19 Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar langsung melacak setiap orang yang memiliki riwayat kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19.
"Semua kontak dekat COVID-19 dianggap orang tanpa gejala dan harus diperiksa. Teknisnya tergantung situasi di lapangan dan gugus tugas. Bisa dipanggil dan diperiksa, home visit, atau yang ada interaksi dengan penderita melapor kepada petugas kesehatan," katanya.
Tim surveilans mengambil sampel usap (swab) keluarga yang tinggal bersama Suk, yakni istri, anak, menantu, dan cucunya, yang berdomisili di Aceh Besar. Begitu juga terhadap petugas medis yang merawat dan menangani jenazah Suk di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
Baca juga: Warga Banda Aceh diajak tak takut ikuti tes usap COVID-19
Baca juga: Kontak jarak dekat pasien klaster baru di Aceh dilacak Gugus Tugas
Menurut dia, dari hasil pemeriksaan sampel usap dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Balai Litbangkes Aceh, menunjukkan lima orang orang anggota keluarga Suk positif tertular yakni Na 66 tahun, LS 38 tahun, Sus 37 tahun, BA 12 tahun, dan AB 4 tahun.
"Mereka semua tinggal di Aceh Besar saat temuan kasus, meski tidak semuanya warga Aceh Besar secara administratif kependudukannya," ujar jubir yang akrab disapa SAG.
Sementara itu perawat yang menangani Suk di rumah sakit, dan terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak empat orang yakni DEM 29 tahun, Mus 32 tahun, HY 36 tahun, dan Hel 40 tahun. Mereka semua bertugas di RICU atau ruang isolasi Pinere RSUD Zainoel Abidin.
Sedangkan satu kasus lainnya yaitu seorang laki-laki berinisial AR, 54 tahun, yang tinggal sementara di Kota Banda Aceh, namun secara administrasi kependudukan bukan warga Kota Banda Aceh.
"Jadi kasus COVID-19 terbaru tersebut lima orang dari Aceh Besar dan lima orang lainnya dari Kota Banda Aceh," ujar SAG.
Secara kumulatif, provinsi paling barat Indonesia tersebut telah terdapat 49 kasus COVID-19, dengan rincian 20 orang telah sembuh, dua meninggal dunia dan 27 masih dalam penanganan tenaga medis di sejumlah rumah sakit rujukan.
Baca juga: Di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh empat perawat positif COVID-19
Baca juga: IDI sebut seluruh daerah di Aceh harus segera lakukan tes COVID-19
Juru bicara COVID-19 Saifullah Abdulgani mengatakan hingga Senin terdapat 10 kasus terbaru COVID-19 yang positif menginfeksi perawat di ruang respiratory intensive care unit (RICU) RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dan warga.
"Kasus baru bertambah 10 orang sehingga akumulasi kasus COVID-19 di Aceh menjadi 49 orang, dan sudah terjadi penularan lokal dari klaster baru di Aceh Besar," katanya, di Banda Aceh, Senin.
Kasus-kasus baru tersebut merupakan hasil pelacakan (tracing) kontak jarak dekat pasien positif COVID-19 berinisial Suk, 63 tahun, yang meninggal dunia dalam perawatan medis di RICU RSUD Zainoel Abidin Kota Banda Aceh beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, sesuai prosedur pengendalian wabah penyakit menular, tim surveilans epidemiologi gugus tugas COVID-19 Aceh dan Pemerintah Kabupaten Aceh Besar langsung melacak setiap orang yang memiliki riwayat kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19.
"Semua kontak dekat COVID-19 dianggap orang tanpa gejala dan harus diperiksa. Teknisnya tergantung situasi di lapangan dan gugus tugas. Bisa dipanggil dan diperiksa, home visit, atau yang ada interaksi dengan penderita melapor kepada petugas kesehatan," katanya.
Tim surveilans mengambil sampel usap (swab) keluarga yang tinggal bersama Suk, yakni istri, anak, menantu, dan cucunya, yang berdomisili di Aceh Besar. Begitu juga terhadap petugas medis yang merawat dan menangani jenazah Suk di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh.
Baca juga: Warga Banda Aceh diajak tak takut ikuti tes usap COVID-19
Baca juga: Kontak jarak dekat pasien klaster baru di Aceh dilacak Gugus Tugas
Menurut dia, dari hasil pemeriksaan sampel usap dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Balai Litbangkes Aceh, menunjukkan lima orang orang anggota keluarga Suk positif tertular yakni Na 66 tahun, LS 38 tahun, Sus 37 tahun, BA 12 tahun, dan AB 4 tahun.
"Mereka semua tinggal di Aceh Besar saat temuan kasus, meski tidak semuanya warga Aceh Besar secara administratif kependudukannya," ujar jubir yang akrab disapa SAG.
Sementara itu perawat yang menangani Suk di rumah sakit, dan terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak empat orang yakni DEM 29 tahun, Mus 32 tahun, HY 36 tahun, dan Hel 40 tahun. Mereka semua bertugas di RICU atau ruang isolasi Pinere RSUD Zainoel Abidin.
Sedangkan satu kasus lainnya yaitu seorang laki-laki berinisial AR, 54 tahun, yang tinggal sementara di Kota Banda Aceh, namun secara administrasi kependudukan bukan warga Kota Banda Aceh.
"Jadi kasus COVID-19 terbaru tersebut lima orang dari Aceh Besar dan lima orang lainnya dari Kota Banda Aceh," ujar SAG.
Secara kumulatif, provinsi paling barat Indonesia tersebut telah terdapat 49 kasus COVID-19, dengan rincian 20 orang telah sembuh, dua meninggal dunia dan 27 masih dalam penanganan tenaga medis di sejumlah rumah sakit rujukan.
Baca juga: Di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh empat perawat positif COVID-19
Baca juga: IDI sebut seluruh daerah di Aceh harus segera lakukan tes COVID-19
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: