Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dalam satu wawancara yang diterbitkan pada Minggu bahwa dia akan mempertimbangkan bertemu Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan juga mengisyaratkan dia punya pikiran kedua mengenai keputusannya untuk mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai pemimpin sah negara itu.

"Saya mungkin akan berpikir mengenai itu....Maduro akan suka untuk bertemu. Dan saya tak pernah menentang pertemuan-pertemuan," kata Trump pada laman berita daring Axios pada Jumat.

Pernyataan itu merupakan langkah yang akan membalikkan kampanye "tekanan maksimum" yang bertujuan untuk melengserkan presiden Negara Sosialis itu.

Dia menambahkan "tapi pada saat ini, saya menampik pertemuan-pertemuan itu."

Pernyataan itu muncul setelah terbitnya buku baru yang ditulis John Bolton, mantan penasihat keamanan nasional Trump, yang pernah mengusulkan AS agar mengakui pemimpin oposisi Maduro, Juan Guaido sebagai pemimpin sah Venezuela.

Bolton, lewat bukunya, menulis antara lain Trump akan berpihak kepada para ditaktor yang dia sukai.

Bolton juga mengatakan Trump pernah minta bantuan Presiden China Xi Jinping agar membantu memenangkannya dalam pilpres 3 November saat Trump kembali mencalonkan diri untuk kali kedua.

Reuters
Baca juga: Venezuela: Tuduhan AS terhadap Maduro tunjukkan 'keputusasaan'
Baca juga: AS tuduh Presiden Venezuela berupaya curang dalam pemilihan mendatang
Baca juga: Warga AS yang dibekuk Venezuela berencana tangkap Presiden Maduro