Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ini masih berpotensi naik di tengah kekhawatiran gelombang kedua pandemi COVID-19.

IHSG dibuka menguat 11,19 poin atau 0,23 persen ke posisi 4.953,47. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 1,01 poin atau 0,13 persen menjadi 768,45.

"Kami perkirakan IHSG masih berpeluang menguat walau terbatas," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporan yang dikutip Antara di Jakarta, Senin.

Indeks Dow Jones akhirnya ditutup turun 0,8 persen pada Jumat (19/6) lalu setelah sempat menguat di atas 1,4 persen di awal perdagangan. Sementara S&P 500 turun 0,5 persen dan Nasdaq bergerak flat.

Penurunan dipicu oleh berita mengenai rencana Apple untuk menutup kembali 11 toko di North Carolina dan Arizona karena kembali meningkatnya kasus positif COVID-19 yang mencapai angka harian tertinggi di semua lokasi tersebut, disamping California dan Texas.

Hal tersebut menyebabkan peluang pemulihan ekonomi AS di semester dua tahun ini menjadi lebih pesimis.

Sementara itu IHSG ditutup naik 0,35 persen ke level 4.942,3 pada penutupan akhir pekan lalu. Namun investor asing mencatatkan jual bersih yang cukup tinggi pada pasar reguler yaitu sebesar Rp661 miliar.

Selama minggu lalu, IHSG menguat 1,2 persen, namun mencatatkan jual bersih asing sebesar Rp2,8 triliun.

Pada pasar minyak, WTI naik 2,3 persen menjadi 39,75 per dolar AS per barel, sedangkan Brent menguat 1,6 persen ke 40,98 dolar AS per barel seiring dengan pertemuan komite pengawasan OPEC.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 28,4 poin atau 0,13 persen ke 22.450,39, indeks Hang Seng turun 173,72 poin atau 0,7 persen menjadi 24.470,17, dan indeks Straits Times menguat 4,93 poin atau 0,19 persen ke 2.639,76.