Gugus Tugas: CFD di Jakarta tak disiplin terapkan protokol kesehatan
21 Juni 2020 17:11 WIB
Petugas memeriksa suhu tubuh pengunjung area Car Free Day (CFD) di Jalan Sudirman, Serang, Banten, Minggu (21/6/2020). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc. (ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN)
Jakarta (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menyoroti pelaksanaan kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day (CFD) di DKI Jakarta yang banyak diikuti oleh masyarakat dan tidak menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin.
"Hari ini kami melakukan pemantuan di beberapa tempat seperti area car free day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa jaga jarak itu penting," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto saat menyampaikan perkembangan terkini kasus COVID-19 di Graha BNPB yang dipantau melalui kanal YouTube di Jakarta, Minggu.
Yurianto mengingatkan secara tegas bahwa pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat tidak bisa dipisahkan atau dilakukan sepotong-sepotong.
Dia menekankan bahwa tindakan menjaga jarak fisik untuk mencegah terkena percikan dari mulut atau hidung sangat penting untuk dilakukan dalam upaya pencegahan penularan virus COVID-19.
"Ini kami mohon jadi evaluasi kita bersama, menjaga jarak adalah sesuatu yang mutlak kita laksanakan," tegas Yurianto.
Baca juga: Warga Jakarta antusias ikuti Hari Bebas Kendaraan Bermotor
Selain itu Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga melakukan pemantauan di beberapa bandara yang terdapat jadwal penerbangan di hari Minggu ke Pulau Jawa seperti di Bandara Internasional Hang Nadim Batam juga terlihat demikian.
"Kita masih melihat banyak masyarakat belum tertib menjaga jarak fisik. Meski sebagian besar sudah menggunakan masker, tapi jaga jarak fisik tetap perlu," kata Yuri.
Dia menegaskan bahwa protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 yaitu dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan seluruhnya secara berkesinambungan dan terus menerus.
"Tidak mungkin secara sepotong-sepotong melakukan pengendalian penyakit. Dibutuhkan kerja bersama, terus menerus, dan tidak terhenti. Bahan evaluasi kita bahwa jaga jarak fisik, menggunakan masker harus dijalankan secara disiplin. Ini jadi prasyarat mutlak manakala melakukan adaptasi kebiasaan baru untuk kembali pada tingkat produktivitas kita. Sekali lagi adaptasi kebiasaan baru berbasis pada kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan," kata dia.
Baca juga: Satpol PP DKI kerahkan 500 personel di CFD Thamrin-Sudirman
"Hari ini kami melakukan pemantuan di beberapa tempat seperti area car free day di Jakarta, masih kita lihat beberapa masyarakat lupa bahwa jaga jarak itu penting," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto saat menyampaikan perkembangan terkini kasus COVID-19 di Graha BNPB yang dipantau melalui kanal YouTube di Jakarta, Minggu.
Yurianto mengingatkan secara tegas bahwa pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat tidak bisa dipisahkan atau dilakukan sepotong-sepotong.
Dia menekankan bahwa tindakan menjaga jarak fisik untuk mencegah terkena percikan dari mulut atau hidung sangat penting untuk dilakukan dalam upaya pencegahan penularan virus COVID-19.
"Ini kami mohon jadi evaluasi kita bersama, menjaga jarak adalah sesuatu yang mutlak kita laksanakan," tegas Yurianto.
Baca juga: Warga Jakarta antusias ikuti Hari Bebas Kendaraan Bermotor
Selain itu Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga melakukan pemantauan di beberapa bandara yang terdapat jadwal penerbangan di hari Minggu ke Pulau Jawa seperti di Bandara Internasional Hang Nadim Batam juga terlihat demikian.
"Kita masih melihat banyak masyarakat belum tertib menjaga jarak fisik. Meski sebagian besar sudah menggunakan masker, tapi jaga jarak fisik tetap perlu," kata Yuri.
Dia menegaskan bahwa protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19 yaitu dengan menggunakan masker, menjaga jarak fisik dan menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan seluruhnya secara berkesinambungan dan terus menerus.
"Tidak mungkin secara sepotong-sepotong melakukan pengendalian penyakit. Dibutuhkan kerja bersama, terus menerus, dan tidak terhenti. Bahan evaluasi kita bahwa jaga jarak fisik, menggunakan masker harus dijalankan secara disiplin. Ini jadi prasyarat mutlak manakala melakukan adaptasi kebiasaan baru untuk kembali pada tingkat produktivitas kita. Sekali lagi adaptasi kebiasaan baru berbasis pada kepatuhan kita menjalankan protokol kesehatan," kata dia.
Baca juga: Satpol PP DKI kerahkan 500 personel di CFD Thamrin-Sudirman
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020
Tags: