Bandung (ANTARA) - Target dalam waktu dekat, seluruh kebutuhan Polymerase Chain Reaction (PCR) kit atau alat tes usap, sudah bisa dipenuhi oleh produksi Indonesia sehingga tidak tergantung impor, kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

"Kalau bisa diusahakan dalam waktu yang tidak lama, nanti 100 persen sudah tertutup oleh produksi dalam negeri sendiri, sehingga tidak tergantung impor, syukur-syukur nanti kita ekspor," kata dia di Bandung, Sabtu.

Saat ini, kata dia, perusahaan di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Biofarma, mampu membuat PCR kit sebanyak 50.000 per pekan.

Ia berharap Indonesia tidak perlu lagi mengimpor barang tersebut dan justru harus bisa mengekspor.

Baca juga: Erick: Sebanyak 50 ribu alat PCR COVID-19 diproduksi pekan kedua Mei

Di kawasan PT Biofarma, kata dia, ada gedung milik Kementerian Kesehatan yang bakal dialihfungsikan untuk tambahan tempat produksi PCR kit sehingga target produksi dua juta PCR kit dalam satu bulan bisa terpenuhi.

"Tadi Pak Menteri Kesehatan sudah menginstruksikan dan menyarankan supaya untuk dalam waktu dekat ini kebutuhan PCR kit sudah bisa dicukupi dari dalam negeri, dari Biofarma sendiri," kata dia.

Menteri Muhadjir juga meminta PT Biofarma mempercepat pembuatan vaksin COVID-19.

Saat ini, kata dia, proses pembuatan vaksin COVID-19 bekerja sama dengan industri dari Tiongkok.

Direktur Utama PT Biofarma Honesti Basyir menyampaikan pihaknya tengah merencanakan untuk melakukan uji klinis penelitian vaksin COVID-19 pada Juli 2020.

"Rencananya bulan Juli ini kita uji klinis, lalu tahun depan (targetnya, red.) kita produksi," kata dia.

Baca juga: Kementerian BUMN: Alat uji COVID-19 Bio Farma mulai diproduksi
Baca juga: Presiden minta alat PCR COVID-19 buatan lokal segera diproduksi massal