Jakarta (ANTARA News) - Aliran listrik di sebagian Kota Padang dan Kota Pariaman, Sumatra Barat, kembali normal setelah tim perbaikan PLN memperbaiki gardu induk tegangan tinggi yang rusak akibat gempa besar yang melanda wilayah itu.
Direktur Utama PT PLN Fahmi Mochtar mengatakan kepada ANTARA, Sabtu, sejak Jumat malam pukul 23:00 WIB sebanyak delapan trafo distribusi yang memasok listrik ke Kota Pariaman dapat dinyalakan.
"Dengan demikian aliran listrik di Kota Padang dan Pariaman yang merupakan daerah terparah kena dampak gempa sudah menyala sebagian," kata Fahmi di Bandara Halim Perdanakusumah sesaat sebelum berangkat menuju Padang untuk menyerahkan bantuan bagi korban gempa Sumbar.
Gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR) yang mengguncang Sumbar pada Rabu (30/9), telah merusak jaringan listrik di wilayah tersebut. Akibatnya 350 ribu pelanggan PT PLN di Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman dan Pesisir Selatan mengalami pemadaman total.
Padamnya aliran listrik sejak gempa menambah suasana mencekam di Kota Padang dan daerah lain yang terkena gempa menjadi semakin mencekam karena gelap gulita pada malam hari serta seringnya hujan turun.
Padamnya aliran listrik sejak gempa terjadi telah menambah suasana di Kota Padang dan daerah lain yang terkena gempa karena gelap gulita pada malam hari serta seringnya hujan turun.
Menurut General Manager PT PLN Sumbar Doddy Budianto sebanyak 72 gardu induk listrik hancur, puluhan tiang listrik tumbang dan kabel-kabel jaringan terputus.
PT PLN mengalami kerugian mencapai Rp170 miliar karena kerusakan jaringan listrik tersebut.
Gardu induk yang rusak adalah yang mendistribusikan listrik dari pembangkit-pembangkit dari Lubuk Alung (PLTA Singkarak), Simpang Haru (PLTD) dan Pauh Lima (PLTG).
Sebanyak 184 petugas perbaikan didatangkan dari PLN wilayah lain di Sumatra ke Sumbar dan dari Jawa untuk membantu upaya perbaikan jaringan listrik.(*)
Sebagian Aliran Listrik di Padang Kembali Normal
3 Oktober 2009 08:29 WIB
(ANTARA/Andika Wahyu)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009
Tags: