Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia telah membentuk satuan tugas (satgas) khusus yang tugas utamanya mendeteksi investor-investor yang berencana melakukan relokasi bisnis.

Satgas tersebut dikatakan Bahlil dipimpin langsung olehnya dan berisi mantan-mantan perwakilan BKPM di sejumlah negara.

"Jadi saya kumpulkan yang bagus-bagus, mantan perwakilan ini yang sekarang ada di Jakarta, ada yang eselon tiga, empat, saya buat satgas di bawah pimpinan saya langsung," katanya dalam webinar bertajuk "Merayu Investor Datang Kembali" di Jakarta, Jumat.

Ada tiga tugas utama dari satgas tersebut yang harus dilakukan, pertama yakni segera mendeteksi perusahaan mana saja yang akan melakukan relokasi bisnis dan memetakan kebutuhan dan produk perusahaan tersebut untuk bisa ditarik ke Indonesia.

Kedua, satgas harus mencari informasi soal kemudahan apa yang ditawarkan negara lain untuk menarik relokasi bisnis demi menjaga daya saing dalam negeri.

"Mereka (satgas) harus cek kemudahan di negara lain. Negara lain tawarkan apa. Kalau negara lain kasih tiga, kita harus kasih empat. Kalau negara lain kasih lima, kita kasih enam," katanya.

Selanjutnya, satgas tersebut juga diberi kewenangan untuk bisa mengambil keputusan dalam negosiasi. Menurut Bahlil, hal itu penting untuk mendorong investasi bisa segera disepakati.

"Kalau di bisnis kan kalau orang hatinya sedang bagus, bisa cepat (ambil keputusan). Tapi kalau birokrasi kan terkadang hati oke tapi karena tidak punya kewenangan jadi tanya bos dulu. Sampai kemudian (investor) sudah tidak mau lagi. Saya tidak mau pakai cara itu," ungkapnya.

Menurut Bahlil, strategi tersebut merupakan pola penggabungan berdasarkan pengalamannya sebagai pengusaha dan sistem di pemerintahan.

Namun, ia memastikan aturan tersebut tetap berorientasi pada aturan main sesuai ketentuan yang ada.

Baca juga: Bahlil pastikan segera ada investasi dari relokasi industri
Baca juga: BKPM terima donasi 20 ventilator dari Hyundai
Baca juga: BKPM: Jika COVID selesai Juli, target investasi Rp817 triliun